1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palestina Tetap akan Minta Status Tetap di PBB

17 September 2011

Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan tetap melanjutkan rencananya meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, memberi status keanggotaan penuh bagi Palestina.

https://p.dw.com/p/12bAP
Palestinian President Mahmoud Abbas gestures as he talks in the West Bank city of Ramallah, Friday, Sept. 16, 2011. Abbas is set to address the U.N. next week, planning to ask the world to recognize a Palestinian state. (Foto:Tara Todras-Whitehill/AP/dapd)
Mahmoud Abbas tegaskan bakal tetap minta keanggotaan PBBFoto: dapd

Hari Jum'at (16/09), atau satu minggu menjelang tampil di sidang Majelis Umum PBB, Mahmoud Abbas berpidato di Ramallah. Dalam pidatonya Abbas mengatakan "Kita akan mencoba masuk ke Dewan Keamanan PBB. Pada saat memberikan pidato di Majelis Umum, saya akan mendaftarkan pemintaan kepada Sekretaris Jenderal agar meneruskannya kepada ketua Dewan Keamanan. Dengan demikian, kita telah memilih Dewan Keamanan. Mengenai pilihan lainnya, kita akan memutuskannya pada saat yang tepat”. Palestina telah mengajukan sebuah rancangan resolusi kepada Majelis Umum, untuk mendaftarkan diri di Dewan Keamanan.

Sementara itu, pemerintah Amerika mengumumkan bakal menggunakan hak veto yang mereka miliki di Dewan Keamanan untuk menolak permintaan tersebut. Kongres Amerika juga berniat mengurangi bantuan keuangan kepada otoritas Palestina, jika mengajukan diri sebagai anggota penuh PBB.

Dalam pidato yang disiarkan oleh televisi, Presiden Mahmoud Abbas mengatakan bahwa dia hanya menuntut hak yang dimiliki oleh Palestina untuk meminta keanggotaan penuh PBB. Abbas berharap Palestina akan memperoleh status keanggotaan di Dewan Keamanan sebagai tiket untuk mencapai tujuan sebagai negara merdeka.

Presiden Palestina memberi pembenaran langkah ini dengan target Presiden Obama, saat September tahun lalu, memberi harapan di depan Majelis Umum bahwa negara Palestina akan bisa diterima sebagai anggota baru PBB, dalam waktu satu tahun. Abbas menyatakan "Seperti semua rakyat lainnya, kami juga harus bisa menikmati kebebasan dan kemerdekaan Negara Palestina yang berdaulat, dengan batas yang ditetapkan pada 4 Juni 1967 dengan ibukota Yerusalem Timur”. Presiden Abbas mengacu pada garis batas yang ada sebelum perang enam hari antara Israel dengan negara-negara Arab. Palestina tidak datang ke New York untuk mendapat kemerdekaan, kata Abbas. Sebaliknya, Palestina akan terus ikut dalam perundingan dengan Israel.

Dalam tanggapan tertulis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perdamaian tidak akan bisa dicapai dengan tindakan sepihak di PBB. Perdamaian, kata Netanyahu hanya bisa direalisir melalui negosiasi langsung dengan Israel.

Andy Budiman

Editor: Andriyani Nangoy