1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Jerman Didominasi Pegawai Negeri

Vera Kern22 Oktober 2013

Kebanyakan anggota parlemen Jerman Bundestag adalah bekas pegawai negeri, terutama bekas guru dan pegawai administrasi. Mengapa bisa demikian?

https://p.dw.com/p/1A3G5
Foto: picture-alliance/dpa

Parlemen Jerman Bundestag hasil pemilu akan mulai bersidang 22 Oktober 2013. Ini adalah parlemen Jerman yang ke-18. Bundestag yang baru terdiri dari 631 anggota parlemen. Lebih dari setengahnya berasal dari bekas pegawai negeri, terutama bekas guru dan pegawai hukum. Ini bukan perkembangan baru. Kecenderungan itu terlihat sejak dulu. Makin sedikit anggota parlemen yang berasal dari kalangan wiraswasta atau buruh. Menurut data Bundestag, sejak tahun 1957 jumlah pegawai negeri yang jadi anggota parlemen terus bertambah.

Mengapa demikian? Ketua Perhimpunan Pegawai Negeri Klaus Dauderstadt menerangkan: "Seorang wiraswasta tidak bisa meninggalkan begitu saja usahanya selama empat tahun lalu kembali lagi ke usahanya. Dia pasti kehilangan pelanggannya." Ini berbeda dengan posisi pegawai negeri. Sebab undang-undang kepegawaian mengatur bahwa seorang pegawai negeri punya hak untuk kembali ke posisinya setelah bertugas jadi anggota parlemen.

Menurut Dauderstadt, pegawai negeri di Jerman memang punya hak istimewa dan posisi khusus sebagai pelayan masyarakat. Karena itu, banyak pegawai negeri yang akhirnya menjadi anggota parlemen.

Harus Berkarir di Partai Politik

Tidak mudah menjadi anggota parlemen di Jerman. Siapa yang ingin meniti karir politik, harus memulai sejak usia muda di sebuah partai politik. "Dalam sistem politik Jerman, orang harus memulai karir politik pada usia sangat muda", kata Werner Patzelt.

Biasanya, orang mulai aktif di sebuah partai politik lewat organisasi kepemudaan. Dari situ, mereka kemudian meniti karir di partai setingkat demi setingkat, sampai akhirnya mereka punya posisi yang tinggi dan namanya masuk dalam daftar calon anggota parlemen. Tanpa partisipasi di sebuah partai politik, hampir tidak mungkin bisa menjadi anggota parlemen. Karena daftar calon anggota parlemen ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai.

Itu sebabnya, karir politik kurang menarik bagi kebanyakan wiraswasta. Selain itu, gaji sebagai anggota parlemen juga tidak terlalu besar dibanding gaji di perusahaan swasta. Apalagi sebagian besar anggota parlemen harus bekerja keras, tapi pengaruhnya tidak terlalu besar, demikian Werner Patzelt. Hanya sedikit anggpta parlemen yang benar-benar punya pengaruh.

Tidak mengherankan, sebagian besar anggota parlemen berasal dari kalangan pegawai negeri. Dan sangat sedikit anggota parlemen yang berlatar belakang migran. Hanya 37 dari 631 anggota parlemen yang punya latar belakang migran. "Banyak kalangan masyarakat yang kurang terwakili di bidang politik", kata Patzelt.

Membuat Partai Politik Lebih Atraktif

Patzelt mengusulkan, kandidat untuk pemilu sebaiknya ditentukan dalam sebuah pemilihan internal atau lewat konvensi, jadi tidak ditentukan langsung oleh dewan pimpinan partai. Dengan cara itu, banyak orang yang bisa langsung terjun ke politik, tanpa melalui jenjang karir yang terlalu lama dalam partai.

"Dengan cara itu, orang-orang yang punya pengalaman luas bisa ikut terlibat, tidak hanya orang-orang yang selalu hanya mengurus partai", kata Werner Patzelt. Dia yakin, akan lebih banyak kalangan masyarakat selain pegawai negeri yang mau bersaing menjadi calon anggota parlemen. Misalnya dari kalangan pengusaha, ibu rumah tangga, atau warga yang berlatar belakang migran.