1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasca Pengumuman Kabinet, Kritik Terus Mengalir

22 Oktober 2009

Sejak digodok hingga diumumkan Rabu malam (21/10), komposisi kabinet Indonesia Bersatu Jilid Dua, terus mendapat kritik.

https://p.dw.com/p/KCjm
SBY dianggap lebih mengakomodir kepentingan parpol ketimbang memilih menteri dari kalangan profesionalFoto: AP

Banyak kalangan menilai, selain terlalu banyak mengakomodasi wakil partai politik, beberapa pos kementerian kabinet diisi oleh orang yang yang tidak kompeten di bidangnya.

Kritik mengalir pada posisi menteri koordinator perekonomian yang dijabat Hatta Rajasa dan menteri pertahanan yang diemban Purnomo Yusgiantoro. Hatta Rajasa sebelumnya menjabat menteri sekretaris negara, berlatar belakang teknokrat. Sementara Purnomo sejak lama menduduki kursi energi dan sumber daya mineral. Meski demikian, baik Purnomo maupun Hatta Rajasa optimis akan dapat memenuhi targetnya dan memandang dingin semua kritikan itu.

Menteri yang juga hangat dibicarakan adalah Mnteri Ksehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Bekas Menteri Kesehatan Siti Fadillah, bahkan sempat mempermasalahkan kedekatan penggantinya itu dengan laboratorium Medis Angkatan Laut, Namru, ang dituding sebagai pusat kegiatan intelijen Amerika Serikat berkedok riset. Tuduhan lainnya yang dialamatkan kepada Endang adalah melarikan sample virus flu burung ke luar negeri.

Namun semua tudingan itu dibantah oleh Endang Rahayu Sedyaningsih. “Tidak betul saya membawa virus keluar, tidak betul saya menjual virus. Yang betul saya melakukan penelitian bersama teman teman. Tidak ada tukar menukar jadi itu dikerjakan oleh orang Indonesia. Tidak ada.”

Sementara itu, Marius Widjajarta dari Yayasan pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia mengungkapkan apapun jejak rekam Endang di masa lalu, untuk ke depan diharapkan agar menjadi menteri yang benar-benar memperhatikan kesehatan rakyat.

Yang juga dianggap kontroversial adalah penunjukan Presiden Partai Keadilan Sejahtera PKS Tifatul Sembiring sebagai menteri negara komunikasi dan informatika. Sejumlah kalangan mencemaskan, latar belakangnya sebagai petinggi partai Islam, akan memundurkan keterbukaan informasi di Indonesia, atas nama ajaran agama. Yang mengemuka adalah kekhawatiran terhadap kemungkinan larangan situs jejaring sosial semacam facebook, yang sempat akan diharamkan oleh ulama Indonesia.

Tifatul Sembiring menepis kecemasan itu dan menjanjikan: “Tidak ada begitu, kita kan punya Undang Undang, aturan. Kita kan punya regulasi, ada kebebasan kita dalam informasi. Saya bahkan punya slogan, komunikasi lancar, informasi benar. Kalau soal facebook dan sebagainya, apa yang bertentangan dengan Islam? Kan tidak ada. Artinya keterbukaan informasi seperti sekarang ini tetap akan dipertahankan?"

Deputi Direktur Yayasan Estetika Sains dan Teknologi (SET) mencemaskan Tifatul akan jauh lebih fokus pada masalah pengembangan teknologi informasi, ketimbang mengurusi hal yang lebih mendasar yang masih menjadi persoalan di Indonesia, seperti kebebasan berpendapat.

Bagaimanapun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sejak semula nampaknya menyadari kemungkinan adanya kritikan yang bakal dialamatkan kepada sejumlah menteri yang ditunjuknya: “Menghadapi kritik bahkan barangkali kecaman dari sebagian masyarakat terhadap kita terhadap saudara di kabinet. Saya berharap saudara tetap sabar, tegar dan tetap terus berikhtiar. Terhadap itu semua saya mengajak tidak perlu dilawan dengan kata-kata, tetapi jawablah dengan kerja nyata.”

Ia meyakinkan, susunan kabinet ini adalah yang terbaik, karena telah melalui serangkaian proses seleksi, termasuk uji kelayakan dan kepantasan.

Zaki Amrullah

Editor: Ayu Purwaningsih