1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Paus Beluga di Rusia Terancam Musnah

25 Oktober 2017

Paus putih Beluga dari Rusia yang habitatnya di Laut Hitam terancam perdagangan satwa. Mamalia laut ini ditangkap untuk dijual ke tempat pertunjukan dan hiburan, hingga populasinya terus menyusut dan terancam musnah.

https://p.dw.com/p/2mSP3

Paus Putih Beluga di Rusia Terancam Musnah

Kisah film dokumenter buatan dua perempuan pembuat film dari Rusia.berawal di sini. Di Laut Hitam. Inilah habitat lumba-lumba dan paus beluga, paus putih yang terkenal dengan nyanyiannya. Sejak kecil mereka sudah berenang bersama mamalia laut itu. Kedua pembuat film kemudian menyaksikan bagaimana jumlah paus Beluga terus merosot selama bertahun-tahun. Paus semakin sering diperdagangkan ke tempat pertunjukan Beluga dan lumba-lumba. Hewan ini sebenarnya hidup di daerah Samudra Arktik dalam keluarga besar dan merupakan hewan sosial yang pintar.

Kedua pembuat film Dari Rusia itu menganggap suatu kejahatan bahwa hewan-hewan itu dirampas dari keluarganya dan ditempatkan di kolam kecil.  Menurut hasil penelitian mereka, sepanjang pantai Laut Hitam terdapat semakin banyak tempat pertunjukan lumba-lumba. Sementara di Cina, jumlahnya seperti jamur yang cepat bermunculan dari dalam tanah. Kebutuhan akan Beluga terus bertambah. Hidup di kolam kecil ibaratnya di neraka.

Di alam bebas, biasanya Beluga berenang sampai ratusan kilometer setiap harinya. Di tempat pertunjukan mereka dilatih. Mamalia pintar itu dijadikan barang mainan semata.

Tatiana Beley pembuat film dokumenter mengungkapkan: "Menyedihkan, kalau melihat apa yang terjadi terhadap mereka di balik pintu dan pagar, di mana mamalia laut ini menderita. Tapi lebih menyedihkan lagi kalau tahu, bahwa kita tidak bisa melakukan apa-apa.

Riset untuk produksi film dokumenter

Ini tidak bisa mereka lupakan. Selama empat tahun mereka mengadakan riset. Mereka pergi ke berbagai tempat di Rusia, di mana Beluga dikurung, kerap dalam situasi mengerikan. Hasilnya adalah film yang sangat mengusik publik Rusia. 

Gayane Petrosyan yang memproduksi film dokumenteri menegaskan. "Bagi saya yang paling mengerikan adalah situasi di Timur. Yang saya lihat di sana tidak bisa dibayangkan. Hewan-hewan itu dididik, disiksa, dan banyak yang mati. Terutama saat dipindahkan. Dan manusia yang bekerja di sana tidak peduli. Saat membuat film, kami berkali-kali diancam."

Walau diancam mereka berhasil membuat film di kawasan kutub. Para pria ini terutama menangkap beluga muda yang berwarna abu-abu. Karena hanya yang muda yang bisa dilatih. Kalau sudah berwarna putih, tidak bisa dilatih lagi. Kalau yang tua berusaha melindungi yang muda, mereka kerap terjaring, dan akhirnya mati.

"Dengan kapal tua karatan seperti ini mereka diangkut ke Cina. Berhari-hari mereka berada dalam bak kecil, kerap di bawah terik matahari", ujar Gayane Petrosyan.

Ketika dipindahkan leher mereka kerap patah. Untuk seekor Beluga muda, taman hiburan bisa membayar antara 40.000 dan 100.000 Euro.

Membangkitkan kesadaran lingkungan

Sekarang film mulai diputar di sejumlah bioskop Rusia. Para wartawan ingin mengubah cara pikir orang, seperti halnya film-film dokumenter di Eropa, Amerika dan Kanada. Di sana, peraturan menyangkut perlindungan satwa sekarang sudah sangat ketat, impor dari penangkapan liar dilarang.

Di Rusia, orang belum tahu dan belum sadar. Sehingga publik terkejut ketika melihat film. Seorang remaja yang menonton film itu berkomentar: "Sangat baik, bahwa film-film seperti ini dibuat di Rusia, sehingga keadaan buruk seperti ini ditemakan. Tapi masalahnya, tidak ada peraturan bagi pemeliharaan paus. Salah besar, bahwa tidak ada peraturan jelas, bagaimana orang memelihara hewan cerdas ini."

Itulah yang diinginkan para pembuat film. Mereka ingin penangkapan dihentikan, dan peraturan ditetapkan bagi pemeliharaan Beluga di taman hiburan. Untuk mengatasinya perlu waktu bertahun-tahun. Di sejumlah koran Rusia kini bermunculan artikel-artikel tentang penderitaan Beluga.

Tapi sampai sekarang, film hanya diputar di bioskop-bioskop kecil yang punya program khusus, bukannya di bioskop besar yang punya publik penonton amat banyak.

(DW Inovator)