1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialTurki

PBB Ajukan Rp15,2 Triliun untuk Korban Gempa Turki-Suriah

17 Februari 2023

Korban tewas di Turki dan Suriah terus meningkat. PBB berusaha membantu menyediakan makanan, air, dan tempat berlindung bagi jutaan orang yang terkena dampak gempa bumi.

https://p.dw.com/p/4Nd83
Korban gempa bumi di Turki
Seorang perempuan duduk di tengah puing-puing dan kerusakan setelah gempa bumi di Gaziantep, TurkiFoto: SUHAIB SALEM/REUTERS

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada hari Kamis (16/02) menyerukan permohonan dana sebesar $1 miliar (Rp15,2 triliun) dari negara-negara anggota untuk membantu korban gempa di Turki dan Suriah.

Upaya penyelamatan masih berlangsung karena korban tewas di Turki dan Suriah melebihi 41.000 jiwa pada hari Jumat (17/02).

Bantuan untuk 5,2 juta orang

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, bahwa dana tersebut akan bisa menyediakan bantuan kemanusiaan selama tiga bulan kepada 5,2 juta orang.

Uang itu akan "memungkinkan organisasi bantuan untuk meningkatkan dukungan vital dengan cepat," termasuk di bidang ketahanan pangan, perlindungan, pendidikan, air, dan tempat tinggal, kata Guterres.

"Kebutuhannya sangat besar, orang-orang menderita dan tidak ada waktu untuk disia-siakan," tambahnya.

"Saya mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan dan mendanai sepenuhnya upaya kritis ini sebagai tanggapan atas salah satu bencana alam terbesar di zaman kita."

Awal pekan ini, PBB meminta $400 juta (Rp6,1 triliun) untuk membantu para penyintas Suriah melintasi perbatasan.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric ditanya, mengapa jumlah dana bantuan untuk Turki 2,5 kali lebih banyak daripada permintaan untuk Suriah padahal jumlah orang yang akan dibantu sama.

Dujarric menuturkan sebagian alasannya, yaitu "sudah ada komunitas kemanusiaan yang mapan yang telah bekerja di Suriah," dan sebelum gempa ada permohonan kemanusiaan senilai $4,8 miliar (R 72,9 triliun) untuk Suriah di tahun 2023.

"Jadi sudah ada dana kemanusiaan yang ada untuk Suriah, yang tidak ada untuk Turki," katanya.

Dalam sebuah pernyataan, Guterres mengatakan bahwa Turki adalah rumah bagi jumlah pengungsi terbesar di dunia dan negara itu telah menunjukkan "kemurahan hati yang besar kepada tetangganya, Suriah, selama bertahun-tahun."

"Sekarang adalah waktunya bagi dunia untuk mendukung rakyat Turki - sama seperti mereka berdiri dalam solidaritas dengan orang lain yang mencari bantuan," katanya.

Korban tewas terus bertambah, harapan untuk korban selamat menipis

Sementara itu, pada hari Jumat (17/02), pejabat dan petugas medis melaporkan bahwa 38.044 orang tewas di Turki dan 3.688 di Suriah akibat gempa pada 6 Februari lalu, sehingga total korban tewas menjadi 41.732 jiwa.

Seorang gadis berusia 17 tahun dan seorang perempuan berusia 20-an tahun berhasil ditarik dari bawah reruntuhan oleh penyelamat di Turki pada Jumat (17/02), hampir 11 hari setelah gempa bermagnitudo 7,8 terjadi.

Namun, harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat memudar. Turki telah menangguhkan operasi penyelamatan di beberapa daerah dan pemerintah Suriah telah melakukan hal yang sama di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.

yas/ha (AFP, AP, dpa)