1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Akan Tarik Ratusan Pekerjanya dari Afghanistan

5 November 2009

Perserikatan Bangsa Bangsa menyatakan akan segera memindahkan ratusan pekerjanya dari Afghanistan, menyusul semakin buruknya situasi keamanan di negeri tersebut.

https://p.dw.com/p/KPGw
Utusan khusus PBB untuk Afghanistan Kai EideFoto: AP

Juru bicara PBB di Kabul, Aleem Siddique, mengatakan, PBB akan memindahkan sekitar 600 dari kurang lebih 1,100 staf internasionalnya. Sebagian dipindahkan ke lokasi yang lebih aman di Afghanistan, sementara sisanya ditarik keluar dari negara itu untuk sementara waktu.

Namun PBB menyatakan pemindahan itu tidak akan mengganggu operasinya di Afghanistan. Yang dipindahkan kebanyakan staf pendukung, kata utusan khusus PBB untuk Afghanistan Kai Eide dalam konferensi pers di Kabul, Kamis )(05/11). Semua dilakukan untuk meminimalisir gangguan terhadap kerja PBB dalam kurun waktu ini.

Rabu (28/10), lima staf internasional PBB tewas dalam serangan terhadap sebuah wisma tamu di pusat Kabul. Tiga anggota militan berseragam polisi, dengan senapan otomatis dan rompi bunuh diri, menyerbu bangunan milik PBB tersebut. Taliban menyatakan diri bertanggungjawab.

Kai Eide mengatakan, sejumlah staf akan dipindahkan ke Dubai, Uni Emirat Arab, dimana PBB memiliki fasilitas yang berada di dalam wilayah misinya. Menurut juru bicara PBB di Kabul Aleem Siddique, para staf tersebut akan kembali dalam kurun waktu tiga sampai empat minggu, setelah langkah pengamanan PBB diganti. PBB juga akan menggabungkan wisma tamunya di Kabul yang saat ini berjumlah 93 buah. Pengamanan yang lebih baik dapat diberikan terhadap tempat yang lebih sedikit, tambah Siddique.

Langkah yang diambil PBB diperkirakan akan memperumit strategi perang Presiden Amerika Serikat Obama untuk meredam pemberontakan dengan cara mengerahkan pendampingan sipil bersama pasukan tambahan. Pekan-pekan ini Obama diharapkan memutuskan untuk memenuhi atau tidak permintaan komandan AS di Afghanistan untuk mengirim puluhan ribu pasukan tambahan.

Pengambilan keputusan oleh Obama juga dipersulit hasil pemilu di Afghanistan yang mencoreng posisi Presiden Hamid Karzai di negara-negara barat. Putaran penentuan pemilu, sedianya berlangsung 7 November, dibatalkan setelah saingan Karzai, mantan Menlu Abdullah Abdullah mengundurkan diri. Abdullah kuatir kecurangan besar-besaran dalam pemilu putaran pertama 20 Agustus akan terulang kemabli. Sebagai calon tunggal, Presiden Karzai akhirnya diumumkan sebagai pemenang pemilu.

RP/YF/rtr/dpa/afp