1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB: Israel Halangi Pembangunan Palestina

4 September 2014

Para ahli PBB menuduh Israel menghambat perkembangan ekonomi di Palestina dengan politik blokade. PBB dan Uni Eropa menuntut Israel agar melonggarkan blokade di Jalur Gaza.

https://p.dw.com/p/1D6O5
Foto: Reuters

Perekonomian Palestina yang kini hancur hanya bisa pulih kembali, jika Israel melonggarkan semua blokade ekonomi di wilayah Palestina. Demikian disebutkan dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh badan PBB untuk perdagangan dan perkembangan, UNCTAD.

Ekonomi Palestina sudah mengalami kelumpuhan jauh sebelum Israel melancarkan operasi militernya bulan Juli dan Agustus lalu, kata para ahli PBB. Alasan utama adalah blokade yang dilakukan Israel selama bertahun-tahun.

Kemiskinan, pengangguran massal dan kelangkaan pangan adalah dampak langsung dari politik blokade Israel, tulis tim ahli UNCTAD.

Dengan kerusakan parah di Jalur Gaza setelah perang, situasi makin sulit lagi bagi 1,8 juta penduduk Gaza. Mereka sekarang terisolasi dari dunia luar.

Perlu investasi besar-besaran

Koordinator PBB untuk wilayah Palestina, James Rawley menerangkan: "Blokade (Israel) harus segera diakhiri. Tidak hanya untuk memasok bahan bangunan bagi pembangunan kembali Jalur Gaza, melainkan juga untuk membangkitkan perdagangan, yang dulu pernah berkembang".

Tanpa perbaikan ekonomi, spiral kekerasan tidak akan berhenti, tambah Rawley.

Untuk pembangunan kembali wilayah Palestina, dibutuhkan investasi asing secara besar-besaran, tulis UNCTAD dalam laporannya.

Uni Eropa juga menyuarakan tuntutan serupa. "Hanya kembali ke situasi sebelum konflik, bukan suatu opsi", kata pejabat luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton setelah pengumuman gencatan senjata permanen antara Israel dan Hamas.

Ia menegaskan, situasi sosial dan ekonomi di Gaza harus diperbaiki dengan mengakhiri blokade.

Pengangguran luas

Israel menerangkan, blokade terhadap wilayah Palestina harus dilakukan atas alasan keamanan. Tapi bukan hanya impor barang, ekspor dari daerah Palestina juga dilarang.

Warga Palestina dari Jalur Gaza juga tidak boleh bekerja di luar wilayahnya. Hanya dalam situasi tertentu, ada penduduk Gaza yang dibolehkan bekerja di Israel.

Sebelum operasi militer Israel berlangsung, tingkat pengangguran di Gaza sudah mencapai 36 persen, kata para ahli PBB. Sementara di Tepi Barat, pengangguran sekitar 22 persen.

Menurut keterangan PBB, selama konflik terbaru di Gaza, Israel menghancurkan sekitar 40.000 rumah, 141 gedung sekolah dan 29 rumah sakit. Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza juga diserang.

Israel menyatakan bersedia melonggarkan blokade, asal kelompok militan Palestina diucuti senjatanya. Tapi pimpinan Hamas menolak hal itu.

hp/ab (afp, dpa)