1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

290710 UN Wasser Menschenrechte

29 Juli 2010

Hak asasi umat manusia di seluruh dunia untuk mendapat akses air bersih layak minum kini secara resmi diakui. Sidang Umum PBB mengesahkan dengan suara mayoritas resolusi untuk itu hari Rabu (28/07).

https://p.dw.com/p/OXNH
Semakin luas lahan di planet bumi yang menjadi kering dan tandusFoto: dpa

"Manusia sebagian besar terdiri dari air. Dua pertiga tubuh dan 75 persen otak terdiri dari air. Dimungkinkan beberapa pekan lamanya hidup tanpa makanan, tapi kita tidak mungkin dapat hidup beberapa hari tanpa air," demikian rancangan resolusi yang dibacakan duta besar Bolivia untuk PBB, Pablo Solon.

Akan tetapi hingga saat ini sekitar 884 juta umat manusia di bumi tidak memiliki akses ke sumber air bersih. Demikian laporan program lingkungan PBB. Sekitar 2,7 milyar umat manusia tidak memiliki akses ke sarana sanitasi yang memadai. Dampaknya amat dramatis. Setiap tahunnya sekitar dua juta orang meninggal akibat kekurangan air bersih atau akibat penyakit yang ditimbulkan air yang tercemar.

Kekurangan Air Bersih Masalah Serius

Pablo Solon mengungkapkan lebih lanjut, "Penyakit akibat kekurangan air bersih dan sanitasi menimbulkan korban lebih banyak daripada perang. Diare adalah penyebab kematian nomor dua terbanyak di kalangan anak-anak balita. Kekurangan air bersih membunuh lebih banyak anak-anak ketimbang gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak."

Kekurangan air bersih serta meluasnya kawasan padang rumput dan gurun pasir di kawasan yang sebelumnya lahan pertanian dan lahan produktif lainnya, terutama dihadapi warga di benua Afrika dan Asia. Tapi meluasnya gurun pasir juga sudah melanda Eropa cukup lama. Di selatan Spanyol, kawasan gurun terus meluas beberapa kilometer setiap tahunnya ke arah utara. Juga kini semakin banyak wilayah di dunia yang menghadapi kelangkaan air bersih. Tema inilah yang menjadi penyebab konflik kekerasan diantara berbagai negara.

Negara Industri Maju Enggan Dukung Resolusi

Dalam voting untuk pengesahan resolusi akses air bersih sebagai hak asasi manusia, dari 163 anggota PBB yang hadir dalam Sidang Umum, 122 negara menyatakan setuju dan 41 negara menyatakan abstain.

Ironisnya negara-negara industri maju yang memuji dirinya sebagai pembela hak asasilah yang berusaha mencegah pengesahan resolusi atau menyatakan abstain. Terutama Amerika Serikat, Kanada dan Inggris yang berusaha keras mencegah dilakukanya voting menyangkut resolusi hak asasi manusia atas air bersih itu. Sebaliknya Jerman mendukung resolusi PBB ini.

Duta besar Jerman di PBB, Peter Wittig, menepis pemikiran dan penilaian negatif AS dan negara-negara Barat lainnya. "Jerman merasa berkewajiban memberikan kontribusinya untuk mewujudkan sasaran pembangunan milennium untuk mengurangi kemiskinan hingga separuhnya. Dalam sasaran kami hingga tahun 2015 termasuk mengurangi jumlah orang yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sarana sanitasi hingga separuhnya."

Pengesahan pernyataan universal hak asasi manusia menyangkut akses air bersih itu, terutama memiliki arti penting secara simbolis. Resolusi PBB ini meningkatkan tekanan terhadap kewajiban politik negara, untuk menjamin hak asasi warga atas air bersih.

Andreas Zumach/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan