1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Kutuk Pemerkosaaan Massal di Kongo

25 Agustus 2010

Pemerkosaan terhadap lebih dari 150 warga desa oleh milisi dan pemberontak Kongo, baru diketahui PBB sepekan setelah kejadian. PBB kirim pejabat penting ke Kongo.

https://p.dw.com/p/OwTj
Pasukaan PBB di KongoFoto: AP

Menurut juru bicara PBB Martin Nesirsky, hanya pada tanggal 12 Agustus misi PBB di Republik Demokratik Kongo MONUSCO mendapat laporan itu dari sebuah lembaga bantuan kesehatan. Segera sesudah itu PBB mengirim tentara untuk melindungi warga, serta sebuah tim pencari fakta. Martin Nesirsky mengungkapkan, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon langsung mengutus para pejabat pentingnya ke Kongo.

Disebutkan, para anggota milisi Mai-Mai dan pemberontak Huttu Rwanda yang berkubu di Kongo, FDLR, menduduki kota Luvungi di provinsi Kivu Utara, sejak 30 Juli hingga 3 Agustus. Mereka melakukan kekerasan seksual dan memperkosa setidaknya 154 perempuan. Sebuah lembaga menambahkan, banyak perempuan yang diperkosa beramai-ramai oleh dua hingga enam orang bersenjata.

Ini tamparan luar biasa keras bagi PBB, yang menempatkan 20 ribu pasukan di kawasan bergolak itu. Bahkan sebuah pangkalan kecil tentara PBB sebetulnya terletak tak begitu jauh dari lokasi penyerbuan dan kekerasan, yakni di Kibua, hanya 30 kilometer dari kota Luvungi. Namun Martin Nesirsky mengatakan, sepintas memang 30 kilometer terdengar dekat, dan memang dalam jangkauan pasukan PBB. Namun lokasinya adalah kawasan hutan lebat. Dan para pemberontak mencegat warga desa agar tidak bisa mencapai jalan umum terdekat. Di desa seperti itu warga desa kerap tak mengungkapkan atau melaporkan serangan yang mereka derita, karena takut akan akibatnya mendapat serangan berat dari pemberontak.

Kekerasan seksual dan perkosaan merupakan kejahatan yang sehari-harinya mengancam kaum perempuan warga desa di provinsi Kivu Utara. Pelakunya bukan cuma milisi Mai-Mai dan pemberontak Rwanda FDLR, tetapi juga tentara Kongo. Pada 9 bulan peratama tahun 2009 saja, setidaknya 5400 perempuan menjadi korban perkosaan dalam konflik bersenjata di provinsi Kivu Utara. Belum termasuk yang tidak dilaporkan.

Menurut pejabat PBB untuk Kejahatan Seksual di wilayah konflik, Margot Wallström, dan kejahatan berbasis jender ini dicemaskan akan makin tak terkendali, jika pasukan PBNB benar-benar ditarik sepenuhnya tahun depan sebagaimana diminta pemerintah Kongo. Sejauh ini sudah 1.700 pasukan PBB ditarik dari Kongo.

Ging Ginanjar/afp

Editor: Hendra Pasuhuk