1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasAmerika Utara

PBB Prihatin dengan Meningkatnya Kekerasan Rasial Anti-Asia

23 Maret 2021

Sejak Donald Trump mengatakan COVID-19 sebagai 'virus Cina', kejahatan bermotif kebencian kepada orang-orang keturunan Asia di Amerika dilaporkan melonjak. Sekjen PBB minta kekerasan anti-Asia dihentikan.

https://p.dw.com/p/3qzB7
Protes kekerasan anti-Asia di New York
Protes kekerasan anti-Asia di New York, AS (21/03)Foto: STRF/STAR MAX/IPx/picture alliance

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres prihatin dengan meningkatnya kekerasan terhadap orang Asia dan orang-orang keturunan Asia secara global selama pandemi COVID-19, kata juru bicara PBB, Farhan Haq pada Senin (22/03).

Meskipun pernyataan PBB tersebut tidak merujuk ke negara tertentu, pernyataan ini muncul setelah peristiwa penembakan di Atlanta awal bulan ini yang menewaskan delapan orang di tiga panti pijat di mana enam korban di antaranya wanita Asia-Amerika.

Peristiwa itu memicu ketakutan di antara orang-orang Asia-Amerika Komunitas Kepulauan Pasifik, yang mana dilaporkan terjadi peningkatan kejahatan bermotif kebencian sejak Maret 2020 ketika Presiden AS kala itu Donald Trump menyebut COVID-19 sebagai "virus Cina."

"Dunia telah menyaksikan serangan mematikan yang mengerikan, pelecehan verbal fisik, perundungan di sekolah, diskriminasi di tempat kerja, hasutan kebencian di media dan di platform media sosial, dan bahasa yang menyulut oleh mereka yang memegang kekuasaan,'' kata Haq.

Babak baru mengerikan

"Di beberapa negara, wanita Asia telah menjadi sasaran penyerangan, menambahkan kebencian terhadap wanita ke dalam campuran kebencian yang beracun.'' lanjut Haq. "Kami ingin semua kekerasan seperti itu dihentikan."

Insiden penembakan tersebut diduga dilakukan oleh Robert Aaron Long, yang menurut polisi memiliki banyak masalah pribadi, salah satunya "kecanduan seksual." Ini adalah babak baru nan mengerikan dalam sejarah yang memalukan bagi wanita Asia yang dijadikan sebagai objek seks.

Tak hanya wanita, pria Asia juga disebut menjadi sasaran kekerasan setelah ditemukannya COVID-19 di kota Wuhan, Cina.

Sebelumnya, dalam kunjungannya ke Atlanta pada Jumat (19/03) pekan lalu, Presiden AS Joe Biden menyesalkan adanya peningkatan kekerasan anti-Asia dan meminta semua oang Amerika untuk berdiri bersama melawan kebencian.

rap/vlz (Reuters, AP)