1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peer Steinbrück, Penantang Kanselir Merkel

Wolfgang Dick2 September 2013

Dikenal sebagai politisi yang pintar, pembicara brilian dan ahli ekonomi. Sekalipun kalah jauh dalam jajak pendapat, Steinbrück tetap yakin bisa menang.

https://p.dw.com/p/19aCz
SPD-Kanzlerkandidat Peer Steinbrück spricht am 15.08.2013 in Berlin
SPD-Kanzlerkandidat Peer SteinbrückFoto: picture-alliance/dpa

Tahun 2011, tokoh SPD dan mantan kanselir Helmut Schmidt mengusulkan agar partainya menjadikan Peer Steinbrück sebagai kandidat utama. Ia menganggap Steinbrück sebagai sosok yang tepat, dan punya keahlian ekonomi yang penting untuk memimpin Jerman.

Setelah menyelesaikan kuliah ekonomi, Peer Steinbrück pernah bekerja beberapa tahun sebagai staf Helmut Schmidt. Ia kemudian meniti karir politik dan pernah menjadi Perdana Menteri di Negara Bagian Nordrhein-Westfalen. Tahun 2005 sampai 2009, ia menjadi Menteri Keuangan dalam kabinet Angela Merkel. Ketika itu, partai-partai CDU/CSU dan SPD membentuk koalisi besar.

Krisis Keuangan Global

Ketika Steinbrück menjabat sebagai Menteri Keuangan, krisis keuangan global yang berawal dari Amerika Serikat mengguncang perekonomian dunia. Tahun 2009, Merkel dan Steinbück muncul di hadapan publik dan menyatakan, pemerintah Jerman menjamin semua tabungan warga Jerman yang ada di bank swasta.

Ketika itu, pemerintah khawatir para pelanggan bank menjadi panik dan menyerbu bank untuk mengambil uang tabungannya. Jika itu terjadi, bisa muncul krisis perbankan yang mengancam perekonomian. Penampilan dan kebijakan keuangan Steinbrück berhasil menenangkan situasi.

Kurang Diplomatis

Peer Steinbrück adalah seorang politisi yang berbicara blak-blakan. Ia mengucapkan apa yang sedang dipikirkannya, dan sering bersikap tidak diplomatis. Menurut para pengamat, itu sebabnya banyak pemilih yang menganggapnya kurang simpatik.

Selama kampanye, Peer Steinbrück berusaha mengangkat tema keadilan sosial. Tingkat pengangguran di Jerman memang tidak tinggi, tapi perbedaan antara kaya dan miskin makin besar. "Ada sesuatu yang salah dengan arah politik saat ini. Jurang perbedaan dalam masyarakat makin dalam," tandasnya.

Steinbrück ingin agar prinsip pasar sosial kembali ditegakkan. Kesejahteraan masyarakat harus menjadi tujuan utama. Ia menuntut adanya ketetapan upah minumum yang berlaku untuk seluruh Jerman.

Tapi banyak pemilih yang tidak percaya bahwa Steinbrück benar-benar punya kepedulian sosial. Menurut pengamat politik, salah satu alasannya adalah, Steinbrück berasal dari keluarga berada. Ayahnya adalah seorang pedagang yang cukup berhasil di Hamburg.

Kesalahan pada Awal Kampanye

Dalam kongres partai SPD, Steinbrück terpilih sebagai kandidat utama dengan 94% suara delegasi. Namun kegembiraan SPD tidak berlangsung lama. Media melaporkan, Steinbrück mendapat honor cukup besar kalau diundang berpidato di bank dan perusahaan. Padahal Steinbrück sering mengkritik kebijakan bank yang dianggapnya telah menyebabkan krisis keuangan.

Steinbrück tadinya tidak menghiraukan berita itu karena menganggapnya sebagai masalah pribadi. Tapi setelah pemberitaan makin santer, ia membeberkan semua data-data tentang honor yang diterimanya sebagai pembicara di berbagai forum ekonomi. Kasus ini membuat citra Stenbrück sebagai seorang, yang peduli pada masalah sosial, tercoreng.

Tertinggal Jauh

Dalam berbagai jajak pendapat, Steinbrück tertinggal jauh dari Kanselir Angela Merkel. Tapi ia bertekad untuk berjuang keras. "Tahun 2005 situasi SPD juga sangat buruk di jajak pendapat, ternyata SPD tetap menang pemilu", ujarnya.

Selama beberapa minggu terakhir, Steinbrück tampil lebih baik di hadapan publik. Ia muncul tidak terlalu emosional dan berusaha mengedepankan program-program politiknya. Ia berulangkali menegaskan, tidak akan membentuk koalisi besar dengan CDU dan Angela Merkel setelah pemilu. SPD mencanangkan koalisi dengan Partai Hijau (Die Grünen).