Pelancong di Bali Perlu Waspadai Modus Penipuan Ini
Maraknya penipuan yang menimpa turis ketika berlibur ke Bali, membuat media asing meliris sejumlah penipuan yang harus diwaspadai saat berlibur di Pulau Dewata, mulai dari ongkos pijat hingga sewa sarung.
Tipuan Sarung
Ketika mengunjungi kuil, turis kerap diminta berpakaian pantas, artinya celana atau rok di atas lutut serta pakaian yang terbuka harus ditutupi sarung. Turis pun diminta waspada terhadap penjaja sarung di dekat kuil yang sering menyewakan kain, karena biasanya petugas kuil menyediakan sarung secara gratis. Selain kain penutup, tiket masuk dan pemandu kuil juga kerap jadi alibi penipuan.
Harga hotel tidak transparan
Tak sedikit paket-paket wisata, lengkap dengan tempat penginapan ditawarkan saat merencanakan berlibur di Bali. Bila reservasi dilakukan lewat internet, maka calon konsumen dianjurkan untuk teliti dengan semua biaya yang tertera. Bila perlu perlu menanyakan langsung petugas penginapan.
Tukar uang
Tanda tempat menukar uang resmi berjejer di sepanjang jalan di Kuta, Legian dan lokasi popular turis lainnya. Iklan yang dipajang samhat menggiurkan karena tarofnya jauh lebih tinggi dari tarif internasional. Turis pun diingatkan untuk menghitung uang yang diterima karena tak jarang jumlah nominal yang diberikan tidak sesuai dengan yang tertera.
Ongkos ektra taxi online
Terbatasnya kendaraan umum di Bali, membuat opsi yang paling mudah bagi wisatawan adalah dengan menggunakan jasa kendaraan berbasis online. Tapi turis dianjurkan untuk hati-hati karena kerap kali si Pengemudi meminta uang tambahan sehingga ongkos berkendara jadi dua kali lipat dari harga awal. Bahkan menyewa mobil seharian bisa jadi masalah karena penumpang bisa dibawa ke tempat berongkos mahal,
Taxi gadungan
Di banyak buku pegangan untuk turis dicatat taksi Bluebird sebagai salah satu armada yang dianjurkan karena kepastiaan tarif berkendara. Namun, warna dan ikon armada tersenit sering disalahgunakan. Pengguna taxi di Bali pun diingatkan untuk cermat memilih taksi, karena warna kendaraan bisa saja mirip, namun masalah kenyamanan dan keamanan tidak ada yang bisa menjamin.
Dipaksa 'halus'
Penjual gelang, pengrajin dan tukang pijit keliling disebut memakai cara yang "memaksa" secara halus. Dengan senyuman yang membuat hati kadang terenyuh, calon konsumen terpaksa membeli cendramata atau memakai jasa pijat karena pedagang menolak untuk pergi.
Sewa dan parkir motor
Banyaknya jumlah kendaraan bermotor di Bali yang dipakai turis, membuat pemilik lahan parkir di tempat wisata yang ramai, mencuri kesempatan. Biaya parkir jadi sangat mahal, bahkan dipatok berdasakan jenis kendaraan motor yang dikendarai. Turis juga diminta waspada, untuk mencek motor sebelum disewa. Bisa jadi kondisi motor sudah bermasalah, sehingga turis terpaksa membayar ongkos perbaikan.
Arak "oplosan"
Penipuan ini disebut sebagai salah satu yang paling berbahaya. Turis yang ingin mencoba arak tradisional Bali disarankan untuk membeli botol sendiri di toko suvenir yang terpercaya untuk menjaga kemurnian arak dan keamanan diri sendiri. Pada beberapa kasus, keracunan metanol terjadi akibat upaya menghemat ongkos produksi arak. (pn/ts)