1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelonggaran Blokade Gaza: Pangan Boleh, Bahan Bangunan Tidak

6 Juli 2010

Israel perlonggar blokadenya terhadap Jalur Gaza. Tetapi Palestina menganggap pelonggaran blokade itu murni sebagai akal bulus Israel.

https://p.dw.com/p/OC89
Foto: AP

Israel telah memutuskan untuk melonggarkan blokade di Jalur Gaza. Jumlah barang yang diizinkan masuk bertambah banyak. Namun hubungan antara Israel dan organisasi Hamas yang memerintah di Gaza masih tetap membeku. Israel bersikukuh bahwa material untuk bangunan hanya dapat dipasok melalui pengawasan dan persyaratan yang sangat ketat. Ketakutan bahwa bahan-bahan bangunan itu nantinya akan digunakan untuk membuat senjata, cukup besar.

Banyak warga di Gaza acap kali juga menantikan dengan sia-sia pasokan produk-produk pangan tertentu yang diharapkan dapat melewati perbatasan Israel. Hingga kini mereka masih tetap bergantung pada pemasokan barang ilegal, misalnya yang diselundupkan lewat terowongan bawah tanah dari wilayah Mesir. Tanpa barang-barang ilegal ini, keadaan di Gaza akan lebih mengenaskan.

Truk-truk yang kini diizinkan Israel masuk ke Jalur Gaza, membawa bahan pangan dan barang-barang lainnya. Yang tidak dipasok adalah bahan yang dapat dipakai membuat senjata atau instalasi militer, misalnya baja, aspal dan semen. Tetapi justru material untuk bangunan itulah yang diperlukan warga Gaza secepatnya. Pasalnya, serangan-serangan Israel tahun lalu telah menghancurkan sejumlah besar bangunan dan infrastruktur. Hamas mengkritik pelonggaran blokade itu dengan mengatakan bahwa langkah itu tidak cukup jauh.

Ayman Taha, seorang jurubicara Hamas menegaskan: "Di sini masalahnya bukan mengenai bahan pangan dan pakaian. Persoalannya adalah pencabutan seluruh blokade tanpa ada persyaratan apa pun juga. Ini termasuk material bangunan dan bahan baku serta kebebasan bepergian di antara Gaza dan Tepi Barat Yordan maupun tempat-tempat lainnya."

Robert Serry, koordinator bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di wilayah itu menyambut baik pelonggaran blokade, tetapi juga menegaskan bahwa Gaza memerlukan kebebasan perekonomian yang lebih besar: "Saya sangat berharap bahwa impor barang-barang komersial akan meningkat jelas. Ini juga akan menolong kami. Saya juga mengharapkan bahwa dalam waktu dekat kami melihat kegiatan ekspor. Karena, bagaimana perekonomian di Gaza dapat berfungsi tanpa adanya kegiatan ekspor?"

Di seberang perbatasan, di wilayah Israel sedang digelar konser dari orkes Philharmoni Israel yang ternama itu. Konser khusus itu diselenggarakan untuk mengingat Gilad Shalit. Empat tahun yang lalu, tentara Israel tersebut diculik Hamas. Dalam diskusi seputar kebijakan politik blokade, sejumlah orang tampaknya khawatir bahwa nasib Gilad Shalit terlupakan.

Bastian Harting/Christa Saloh

Editor: Zhipora Robina