1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembangunan di Timur: Uang dan Janji

Tahun 1990, Helmut Kohl, kanselir Jerman kala itu, menyampaikan kata-kata penuh harapan di depan warga Jerman Timur. Sampai kini, telah dikeluarkan dana sebesar 1,3 triliun Euro untuk pembangunan wilayah timur Jerman.

https://p.dw.com/p/PSUT
Plakat mengenai pembangunan di wilayah timur Jerman, di Magdeburg (Foto: dpa)Foto: dpa ZB-Fotoreport

Jika turis asal barat Jerman melintas melalui kota-kota di timur Jerman, mereka sering terkagum melihat betapa indahnya rumah-rumah yang telah direnovasi, betapa licinnya aspal jalanan serta betapa modernnya infrastruktur di sana. Tidak jarang muncul pertanyaan, apa sebenarnya yang harus masih dibangun di sana. Setelah 20 tahun reunifikasi memang bisa terlihat banyak hal yang telah dilakukan. Karena pembangunan wilayah timur Jerman juga telah berjalan lama. Ini diakui Lothar de Maizière, yang merupakan perdana menteri terakhir Jerman Timur yang terpilih pada bulan Maret 1990. „Waktu itu kami berpikir, semuanya akan berjalan lebih cepat. Tetapi siapa yang sekarang tidak melihat kemajuan di sana, jika tidak buta mungkin ia bodoh,“ dikatakan de Maizière. "Jika saya sekarang melewati kota Görlitz, melewati Quedlinburg atau banyak kota lainnya, saya hanya bisa berdecak kagum melihat perubahan di kota-kota ini."

Bewerbung Görlitz für Kulturhauptstadt 2010
Kota Görlitz (Foto:dpa)Foto: picture-alliance/ ZB

Berapa sebenarnya biaya penyatuan kembali Jerman yang telah dikeluarkan sampai sekarang, jumlahnya hanya bisa diperkirakan. Institut Penelitian Ekonomi di Halle memperkirakan, dana yang telah dihabiskan antara tahun 1991 sampai 2009 sebesar 1,3 triliun Euro. Dana untuk rekonstruksi wilayah timur Jerman ini sebagian besar langsung disalurkan ke anggaran negara-negara bagian yang baru. Hanya untuk proyek transportasi, seperti misalnya pembangunan jalan, jalan tol serta sistem lalu lintas air dibiayai langsung dari kas federal.

Runtuhnya Perekonomian

Tapi yang menelan biaya terbesar bukan pembangunan fisik wilayah timur, misalnya investasi dalam bidang infrastruktur atau bantuan keuangan untuk perusahaan-perusahaan produksi, melainkan runtuhnya perekonomian Jerman Timur secara keseluruhan. Ini membuat angka pengangguran melonjak begitu tingginya. Dua pertiga dari dana 1,3 triliun Euro disalurkan bagi jaminan sosial. Walaupun begitu, tingkat pengangguran di Timur masih lebih tinggi daripada di Barat.

Umweltverschmutzung in Bitterfeld
Pencemaran di sekitar pabrik Bitterfeld Chemie AG, Sachsen-Anhalt pada tahun 1992 (Foto AP)Foto: AP

Kenyataan ini sepertinya tidak diperhitungkan sebelumnya, ketika pada tanggal 1 Juli 1990 mata uang Jerman Barat D-Mark mulai diberlakukan di Jerman Timur. D-Mark disambut dengan gembira oleh warga Jerman Timur, tapi D-Mark berakibat fatal bagi perekonomian Jerman Timur. Uang pensiun dan tabungan sampai senilai 6000 DDR Mark (mata uang Jerman Timur) dapat ditukar satu banding satu dengan D-Mark. Demikian juga dengan gaji para karyawan harus dibayar dalam D-Mark. Hanya dalam waktu semalam, perusahaan Jerman Timur tiba-tiba harus bersaing dengan perusahaan Jerman Barat. Persaingan yang tidak mungkin dimenangkan. Warga Jerman Timur sendiri enggan mengeluarkan uang untuk produk dalam negeri. Baik itu bahan makanan atau minuman, peralatan teknis atau kendaraan, semuanya harus produk dari Barat.

Währungsunion DDR und BRD 1990
Satu keluarga Jerman Timur menukarkan mata uang DDR Mark dengan D-Mark, Dresden tahun 2000 (Foto: dpa)Foto: picture alliance/dpa

Tidak Ada Alternatif Lain

Para pakar sebelumnya telah memperkirakan, bahwa penyatuan mata uang akan meruntuhkan ekonomi Jerman Timur. Akan tetapi, Theo Waigel, yang kala itu menjabat menteri keuangan Jerman, baru-baru ini menyatakan, tidak ada alternatif lain pada tahun 1990, "Jika D-Mark tidak datang kepada kita, kita lah yang akan datang ke sana," begitu diserukan orang di Jerman Timur. "Di Departemen Keuangan, juga dengan dewan pakar, kami telah mendiskusikan  semua kemungkinanan teoritis, rencana bertahap, kemungkinan yang lebih efektif," kenang Theo Waigel, yang menjabat menteri keuangan dari tahun 1989 sampai 1998. "Seluruh rencana tidak mungkin dilaksanakan, kecuali jika kita kembali membangun perbatasan antara Jerman."

West frisst Ost
Gambar simbol: Ekonomi Barat yang melumat ekonomi Timur (Foto: AP)Foto: AP

Juga di negara Jerman yang bersatu kekuatan ekonomi masih belum merata. Perusahaan-perusahaan Jerman Barat memang memasarkan produk mereka di Timur. Tetapi mereka tetap memproduksi barang di Barat. Lapangan pekerjaan pada sektor industri di Jerman Timur tumbuh hanya dengan perlahan. Sekarang pun, kekuatan ekonomi per kapita wilayah timur juga hanya sebesar 71 persen dari Barat. Sementara produk domestik brutto yang dihasilkan sektor swasta, yang merupakan jumlah rata-rata seluruh kegiatan ekonomi, hanya mencapai 66 persen dari jumlah produk domestik brutto di Barat.

Pembangunan Jerman Timur: Bisnis Buruk?

Beberapa tahun lalu, direktur sebuah perusahaan besar Amerika Serikat bertanya kepada Theo Waigel, apakah 'pembelian Jerman Timur' merupakan bisnis yang keliru. "Pertanyaan ini membuat saya marah, dan saya katakan: Oke, ini membutuhkan waktu lebih lama dan biaya lebih tinggi daripada yang diperkirakan. Akan tetapi 18 juta warga kini dapat menikmati kehidupan yang demokratis. Dan jika kalian dalam 10 tahun bisa menarik neraca yang sama di Irak, kalian boleh kembali menanyakan hal ini lagi," dituturkan Theo Waigel. Kini sang pengusaha tidak berani mengajukan pertanyaan yang sama. "Setiap kali saya bertemu dengannya, …." kata Theo Waigel, "Dia mengatakan, Theo, saya tidak akan pernah mengajukan pertanyaan ini lagi."

Helmut Kohl winkt bei einer Wahlkampfveranstaltung
Helmut Kohl berpidato di depan ribuan warga kota Erfurt, Pebruari 1990 (Foto: dpa)Foto: picture alliance/dpa

Pembangunan wilayah timur Jerman merupakan proyek solidaritas terbesar yang pernah dijalankan di Jerman, lanjut Waigel. Proyek solidaritas yang masih akan berjalan lama. Belum ada negara bagian di timur Jerman yang mampu membiayai diri sendiri. Semua pekerja di Barat harus membayar iuran tambahan yang disebut iuran solidaritas. Pakta Solidaritas ini masih akan berjalan sampai tahun 2019. Artinya, sampai waktu tersebut, Barat masih akan mengucurkan dana yang besar ke wilayah Timur.

Apa yang akan terjadi setelah itu, masih harus ditunggu. Mungkin Pakta Solidaritas ini akan diubah namanya dan pembiayaan bagi negara bagian di Timur akan dijamin dari apa yang disebut "pemerataan finansial negara bagian". Dalam hal ini, negara-negara bagian yang kaya diharuskan menyokong negara bagian yang masih miskin. Sistem inilah yang sekarang berlaku di barat Jerman.

Sabine Kinkartz/Yuniman Farid

Editor: Hendra Pasuhuk