1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembantaian di Norwegia Dapat Dicegah?

14 Agustus 2012

Serangan mematikan yang dilakukan Anders Behring Breivik dianggap bisa dicegah. Satu komisi independen melontarkan tuduhan serius kepada pejabat keamanan.

https://p.dw.com/p/15pE3
Foto: picture-alliance/dpa

Kepolisian Norwegia dikatakan bertindak sangat terlambat dalam kasus Breivik. Aksi polisi yang lebih cepat dinilai sebagai “kemungkinan realistis“ untuk mencegah serangan, dikatakan dalam laporan yang diserahkan Ketua KomisiAlexandra Bech Gjoerv kepada Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg. Keterlambatan polisi dalam “tahap pertama“ dikatakan tidak dapat ditolerir . Pihak berwenang telah gagal untuk melindungi orang-orang di Utoya dan untuk menghentikan Breivik, demikian disimpulkan dalam laporan tersebut.

Pada tanggal 22 Juli 2011, Anders Behring Breivik melancarakan serangan bom mobil di kompleks pemerintahan di Oslo, menewaskan delapan orang. Kemudian ia meneruskan aksi terornya dengan melakukan pembantaian terhadap 69 remaja di Pulau Utoya.

Übergabe des Berichts der Breivik-Kommission in Oslo
Alexandra Bech GjoervFoto: picture-alliance/dpa

Sangat Lambat dan Tidak Praktis

Hal utama yang dikritik Komisi adalah masalah komunikasi dan keteledoran dalam menjalankan aturan tugas, sehingga memakan waktu yang lama sampai didapatnya keterangan mengenai Breivik dan kendaraannya. Antara serangan bom di Oslo dan penangkapan Breivik di Utoyo memakan waktu lebih dari tiga jam, walaupun nama Breivik sudah diketahui aparat keamanan.

Juga tindakan polisi di Pulau Utoya dianggap terlambat, karena aturan tugas dilanggar dan anggota unit khusus harus menggunakan kapal milik pribadi karena perahu mereka tidak siap. Akibat masalah ini, Breivik memiliki waktu satu setengah jam untuk menembaki para remaja yang berada di pulau sebelum ia berhasil ditangkap.

Pejabat Lain Juga Bertanggungjawab

Serangan di kawasan gedung pemerintahan juga dianggap dapat dicegah, seandainya “langkah-langkah keamanan yang ada diterapkan secara efektif“, demikian tertulis dalam laporan Komisi. Sejak tahun 2004 jalan sepanjang kompleks pemerintahan direncanakan akan ditutup bagi lalulintas. Namun akibat masalah birokrasi rencana ini tidak dilaksanakan, sehingga Breivik dengan leluasa dapat memarkir mobil van bermuatan 950 kilogram bahan peledak di depan gedung pemerintahan setinggi 17 lantai.

Komisi juga menuduh dinas intelejen Norwegia, yang dianggap seharusnya mampu berbuat lebih untuk melacak ekstrimis sayap kanan sebelum mereka sempat melakukan aksi. Komisi independen ini dibentuk setahun lalu oleh PMStoltenberg. Pada saat itu, Stoltenberg mengatakan, ke 10 anggota Komisi bertugas untuk membantu menciptakan “Norwegia yang lebih aman“ dan “meletakkan fakta-fakta yang ada di atas meja“.

Menurut rencana, vonis terhadap Breivik akan diumumkan pada tanggal 24 Agustus mendatang. Walaupun telah mengakui perbuatannya, Breivik menyatakan dirinya tidak bersalah. Dikatakannya, ia membunuh 77 orang dengan alasan untuk melindungi Norwegia dari pengaruh asing.

yf/ab(dpa/dapd/afp)