1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembeberan Identitas Kepala Biro CIA di Pakistan

10 Mei 2011

Untuk kedua kalinya dalam waktu lima bulan, kepala biro CIA, dinas rahasia AS di Islamabad, Pakistan dibuka kedoknya. Pengamat berpendapat, itu bukan kebetulan. Diduga, dinas rahasia Pakistan ISI ada di belakangnya.

https://p.dw.com/p/RN5P
Seorang petugas membersihkan lantai pusat CIA di Langley, Washington.Foto: DPA

Sebulan yang lalu kepala dinas rahasia Pakistan, Jenderal Ahmed Shuja Pasha mengunjungi mitra sejabatnya dari Amerika Serikat, Leon Panetta di pusat CIA di Langley, Virginia. Media AS pada umumnya menilai kunjungan itu sebagai "kejutan yang membawa perdamaian". Pasalnya, setidaknya mulai akhir tahun lalu, Pasha juga secara pribadi berang terhadap Amerika. Keluarga dari korban serangan Mumbai tahun 2008 di India yakin bahwa dinas rahasia Pakistan ISI berdiri di belakang aksi teror tersebut. Karena itu mereka menyerahkan pengaduan keras kepada PBB di New York, dan menuntut agar Jenderal Pasha dijadikan saksi. ISI tampaknya gusar lantaran Washington tidak melakukan apa pun juga untuk mencegah tuntutan itu.

Maka Jenderal Pasha balas dendam dengan mengupayakan agar kedok kepala dinas rahasia CIA di Islamabad dibuka. Demikian perkiraan AS. Seorang pejabat pemerintah AS mengungkapkan kepada harian Washington Post bahwa pada bulan-bulan terakhir telah terkumpul bukti-bukti, ISI berdiri di belakang pembeberan itu.

CIA schafft umstrittene Geheimgefängnisse ab Leon Panetta
Direktur CIA, Leon Panetta di WashingtonFoto: picture alliance/dpa

Bekas kepala CIA tersebut kemudian segera ditarik. Sekarang penggantinya yang baru bertugas lima bulan, mengalami masalah yang sama hari Jumat lalu (6/5). Menurut harian New York Times, CIA kali ini tidak segera menarik pulang kepala CIA itu. Ia kini masih berada di lahan kedubes AS di Islamabad.

Sebelumnya ia mengalami proses memburuknya hubungan antara Amerika dan Pakistan. Setelah seseorang Februari lalu diidentifikasikan sebagai pekerja CIA dan karena besarnya jumlah korban sipil akibat serangan pesawat tak berawak CIA terhadap Al-Qaida dan pemimpin Taliban, Pakistan baru-baru ini menyatakan bahwa AS harus secara jelas mengurangi operasi militer dan dinas rahasianya di Pakistan.

Pakistan Geheimdienst ISI
Direktur dinas rahasia Pakistan ISI, Letjen Ahmed Shuja Pasha (k) dengan PM Pakistan Yousaf Raza GillaniFoto: picture alliance / dpa

Robert Granier, bekas kepala CIA di Islamabad mengatakan kepada pemancar radio NPR: "Saya pikir, ISI merasa dipermalukan, karena kasus ini menegaskan bahwa mereka tidak dapat mengontrol apa yang dilakukan dinas rahasia asing di negerinya. Di sini mereka sangat peka. Namun, pada masa lalu mereka anehnya tidak begitu berminat untuk mengetahui bagaimana AS memperoleh informasi-informasi yang berujung dengan permintaan kepada Pakistan untuk bertindak. Aspek dari hubungan itu mungkin kini mulai berubah."

Maka dilancarkanlah aksi komando yang baru diketahui Pakistan setelah helikopter AS meninggalkan wilayah Pakistan. AS memang curiga bahwa seseorang di sektor keamanan Pakistan bertahun-tahun telah melindungi Osama bin Laden. Namun saat ini kecurigaan itu tak dapat dibuktikan. Diduga keras bahwa kepala CIA di Pakistan saat ini dibuka identitasnya merupakan tindakan balas dendam. Demikian menurut seorang pejabat AS kepada Washington Post. Secara teknis itu mungkin dan logis karena biasanya kedua negara terkait saling memberi informasi, siapa saja di kedutaan besar masing-masing yang bertugas untuk dinas rahasianya.

Silke Hasselmann/Christa Saloh
Editor: Renata Permadi