1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembicaraan Perdamaian Timur Tengah Diadakan September

21 Agustus 2010

Presiden AS Barack Obama mengundang PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Washington untuk memulai pembicaraan langsung mengenai perdamaian tanggal 2 September mendatang.

https://p.dw.com/p/OssV
Gambar simbol: AS, Israel dan Palestina

Berita itu datang secara mengejutkan. Jurubicara departemen luar negeri AS mengatakan, kesepakatan untuk memulai perundingan langsung antara Israel dan Palestina sudah hampir tercapai. Yang dimaksud adalah perundingan langsung mengenai perdamaian antara Israel dan Palestina, yang telah terputus selama 20 bulan.

Rencana Pemerintahan Obama

Menurut informasi harian The New York Times, awal bulan depan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan bertemu di Washington untuk mengadakan pembicaraan langsung. Supaya pembicaraan tidak terulur-ulur, kedua belah pihak bertekad untuk berhasil. Menurut laporan selanjutnya dari The New York Times, keduanya menetapkan untuk hanya bernegosiasi selama maksimal setahun.

Clinton Nahost-Verhandlungen
Menlu AS Hillary Clinton bersama utusan khusus urusan Timur Tengah, George Mitchell menyampaikan rencana perundingan langsung dalam konferensi pers (20/08).Foto: AP

Menurut laporan kantor berita AFP, tanggal 1 September Netanyahu dan Abbas akan mengadakan pembicaraan secara terpisah dengan Presiden Barack Obama. Sehari setelah itu, Netanyahu dan Abbas akan bertemu secara langsung. Pada pertemuan itu Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton juga akan hadir.

Prioritas Utama

Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina telah menjadi prioritas dalam pemerintahan Obama, demikian dikatakan Clinton kepada wartawan. Ia menambahkan, "Di masa lalu ada masalah. Di masa depanpun akan ada masalah juga. Tidak diragukan, kita akan menghadapi tantangan lebih banyak lagi.“

Selain berbicara dengan Netanyahu dan Abbas, tanggal 1 September Obama juga akan bertemu secara terpisah dengan Presiden Mesir, Hosni Mubarak dan Raja Yordania, Abdullah II. Kedua pemimpin negara itu telah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel. Clinton mengatakan, keduanya memainkan peranan penting.

Tema Pembicaraan

Dalam kunjungan terakhirnya di Washington beberapa waktu lalu Netanyahu menyatakan, "Saya ingin menekankan bahwa kami tidak ingin memerintah rakyat Palestina.“ Di samping itu Netanyahu juga menyatakan, Israel bersedia untuk memulai pembicaraan dengan Palestina mengenai jalan keluar dua negara, namun tanpa syarat apapun.

Israel Palästinenser Gaza Ministerpräsident Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin NetanyahuFoto: AP

Inti perundingan antara Natanyahu dan Abbas mencakup beberapa hal penting, yaitu: perbatasan negara Palestina di masa depan, nasib pengungsi Palestina, jaminan keamanan bagi Israel dan status Yerusalem. Di samping itu, kebijakan pembangunan pemukiman Yahudi yang dijalankan Israel pasti akan didiskusikan.

Kebijakan Pemukiman Israel

Kebijakan Israel tersebut telah menyebabkan kemarahan besar Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Clinton menyebut langkah Israel penghinaan terhadap AS, ketika Israel mengumumkan mulainya pembangunan 1.600 rumah di daerah Arab di Yerusalem Timur tepat saat Wakil Presiden AS, Joe Biden mengadakan kunjungan pertamanya di Israel.

Tetapi sekarang Clinton mengarahkan pandangan ke depan dan mengumumkan pembicaraan langsung tentang Timur Tengah di Washington. Pembicaraan tersebut hanya dapat diadakan karena adanya tekanan besar dari pemerintahan Obama. AS sudah tidak mau menerima lagi tindak-tanduk Israel, yang secara tidak langsung membahayakan keamanannya.

Israel Palästina Palästinenser Siedlung Siedlungsbau Jerusalem Ramat Sholmo Ostjerusalem Flash-Galerie
Daerah pembangunan pemukiman baru di daerah Yahudi di Yerusalem Timur, Har Homa.Foto: AP

Kebijakan pemukiman Israel serta politik blokadenya meningkatkan ancaman serangan teror terhadap AS. Demikian isi pesan terakhir Obama bagi Netanyahu. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga mendapat tekanan besar dari Washington untuk kembali ke meja perundingan. Rupanya itu berhasil.

Sabine Müller/afp/rtr/Marjory Linardy

Editor: Edith Koesoemawiria