1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembuatan Paket Bom Perlu Keahlian Khusus

15 Maret 2011

Sebuah paket bom meledak di halaman kantor Komunitas Utan Kayu Jakarta Timur ketika sedang diperiksa polisi dan menyebabkan beberapa orang terluka.

https://p.dw.com/p/10Zdp
Foto: DW

Kepala kepolisian Jakarta, Sutarman mengungkapkan, paket bom yang ditujukan kepada tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdallah itu berdaya ledak rendah.

“Ledakannya tidak menimbulkan bekas, lobang atau apa, jadi hanya kertas-kertas saja yang terlempar. Mejanyapun tidak rusak, jadi sangat rendah sekali,” ujar Sutarman.

Paket bom untuk Ulil Abshar itu dikirimkan Selasa (15/03) siang ke kantor Jaringan Islam Liberal yang berada satu kompleks dengan kedai Tempo dan kantor berita Radio 68H di daerah Utan Kayu, Jakarta Timur.

Petugas keamanan yang mencurigai keberadaan logam dalam paket itu kemudian menghubungi polisi, kata seorang saksi mata, Kurnianto.

Ia menambahkan, “Pas dilaporan ke polisi itu, yang datang kok bukan gegana tapi intel polisi yang pake seragam. Kayaknya polisinya gak sabar, diutak - atik, lakbannya dibukain, bukunya juga satu persatu, ketemu pas batere. Beterenya dilem juga, dicabut sama dia langsung meledak saat itu juga.”

Jajaran keamanan di Indonesia memastikan paket bom Utan Kayu itu sebagai aksi teror. Namun Menkopolhukam Djoko Suyanto mengingatkan untuk tidak terburu buru mengaitkan dengan aksi kelompok teroris tertentu.

“Kita tidak ingin terlalu dini untuk mengambil kesimpulan, apakah bom ini terkait dengan siapa, motifnya apa, oleh siapa. Karena proses penyelidikan nya sedang berjalan. Petugas sekarang sedang mengumpulkan apapun yang ada di lapangan. Maupun inventaris informasi maupun arsip arsip inventaris mereka. Dan marilah kita tunggu. Kita berharap ini cepat untuk diungkap ke publik,” jelas Djoko Suyanto.

Meski demikian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai menduga, teror ini dilakukan oleh kelompok teroris yang terorganisir. Ia menduga hal ini berkaitan dengan aktifitas Ulil yang dinilai berseberangan dengan kepentingan kelompok islam radikal.

Selain aktif mengkampanyekan Toleransi, melalui Jaringan Islam Liberal, Ulil merupakan Pengurus DPP partai Demokrat. Ia berulangkali menerima ancaman pembunuhan akibat aktifitasnya dalam Jaringan Islam Liberal.

“Ini memang keahlian khusus, lihat saja rapih banget ini. Dan pasti punya organisasi. Ada yang ngantar, paling gak ada yang ngerakit. Membungkus itu buat paket, ada yang mengantar dan mengantarnya itu pasti punya perencanaan kan, jam berapa, caranya mengantar bagaimanah. Yang jelas kalau dilihat dari segi target, biasanya bom itu targetnya random, yang ini spesifik, tapi bisa simultan dan ini kemungkinan besar tidak hanya satu, bisa lebih dari satu itu (bom),” ungkap Ansyaad.

Lebih Jauh, Ansyaad mengungkapkan, pola pengiriman bom kepada personal semacam ini pernah menjadi trend kelompok teroris internasional tahun lalu. Kasus serupa pernah terjadi di Inggris dan Italia. Paket bom juga pernah dikirimkan ke Kantor Kanselir Jerman Angela Merkel.

Zaki Amrullah
Editor: Agus Setiawan