1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembukaan Konferensi Aids Internasional di Toronto

Martina Buttler15 Agustus 2006

Jika konferensi AIDS diadakan, yang pasti menjadi tema adalah masalah penyuluhan. Freyka, yang berasal dari Indonesia dan tertular virus HIV 5 tahun lalu mengatakan, virus itu sudah ditemukan sebelum ia lahir, tetapi sampai sekarang belum banyak kemajuan yang dicapai.

https://p.dw.com/p/CJbt
Bill Gates ketika memberikan ceramahnya dalam pembukaan konferansi AIDS
Bill Gates ketika memberikan ceramahnya dalam pembukaan konferansi AIDSFoto: AP

"Diskriminasi tetap menjadi bagian hidup saya sehari-hari. Contohnya tahun lalu, seorang dokter gigi menolak untuk mengobati saya." Demikian dikeluhkan Freyka.

Penyuluhan sangat penting, supaya perlakuan buruk seperti yang dialami Freya tidak dialami orang lain dan supaya jumlah orang yang tertular virus HIV bisa dikurangi. Tahun lalu saja lebih dari 4 juta orang tertular HIV. Keadaan itu perlu diperbaiki. Ini juga pendapat pendiri perusahaan komputer Microsoft, Bill Gates, yang menjadi salah satu penceramah dalam pembukaan konferensi AIDS di Toronto.

Gates: "Kita terutama harus berusaha mencegah penyebarannya. Kita tidak akan mungkin bisa mengobati semua orang yang memerlukan bantuan, jika tidak ditemukan terobosan dalam pencegahan penularannya."

Peserta konferensi tersebut selain mendiskusikan masalah penyebaran virus HIV, juga membicarakan kemajuan terakhir penelitian obat AIDS. Namun bagi penderita di negara-negara miskin dunia, masalah terbesarnya adalah cara mendapatkan obat-obatan yang sudah ada agar bisa memperpanjang hidup. Freyka, pendereta Aids berusia 24 tahun dari Indonesia mengatakan:

"Terutama pasien di daerah pedesaan tidak dapat diobati, karena mereka tidak memiliki cukup uang untuk pergi ke rumah sakit dan membeli obat."

Usaha pembasmian AIDS di negara-negara miskin sangat tergantung pada dana yang diinvestasikan negara-negara kaya. Demikian pendapat pimpinan program AIDS di PBB, Peter Piot.

Piot: "Negara-negara kaya mewajibkan diri untuk memberikan 0,7 persen dari hasil kotor nasional untuk bantuan perkembangan. Jika itu benar-benar dijalankan, maka kita akan punya cukup dana untuk membiayai semua usaha pemberantasan AIDS."

25 tahun setelah penyakit itu ditemukan, penanganannya harus diperbarui, demikian pendapat Piot. Saat ini bukanlah waktunya lagi untuk manajemen krisis. Penyelesaian untuk jangka panjang yang berkesinambungan harus ditemukan. Kita harus berpikir untuk beberapa generasi dan dasawarsa mendatang. Bukan hanya tindakan dari tahun ke tahun.

"Time to deliver“ – waktu untuk bertindak. Itulah moto konferensi internasional AIDS ke 16. Bagi Freyka dari Indonesia makna slogan itu jelas. Waktu untuk berbicara sudah lewat. Kita harus mengambil tindakan konkret, dan bukan hanya mewajibkan diri di atas kertas. Tindakan yang menentukan untuk mengatasi AIDS diharapkan akan ditemukan hingga konferensi di Toronto itu berakhir 18 Agustus mendatang. (ml)