1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Iran dan Ethiopia Ganggu Siaran Radio dan TV Asing

23 Maret 2010

Semenjak beberapa minggu terakhir ini, siaran televisi Deutsche Welle yang dipancarkan dari menara di Berlin, tidak bisa lagi ditonton oleh warga Iran. Siaran tersebut dikacaukan melalui kanal kelompok satelit Eutelsat .

https://p.dw.com/p/Ma62
Foto: DW-Montage/picture-alliance/dpa

Eutelsat memancarkan program televisi Deutsche Welle ke Eropa dan Timur Tengah. Siaran radio Deutsche Welle berbahasa Farsi, salah satu bahasa terpenting di Iran, juga mengalami gangguan atau disebut 'jamming'. Selain Deutsche Welle, BBC pun mengalami masalah yang sama. Gangguan siaran seringnya terjadi, jika pemerintah di Teheran khawatir akan terjadinya sebuah aksi protes. Seperti saat demonstrasi pihak oposisi Iran akhir desember tahun lalu. Mereka berusaha mencegah disiarkannya rekaman gambar demonstrasi tersebut dan laporan beritanya melalui radio. Langkah ini telah dikecam oleh para menteri luar negeri anggota Uni Eropa. Werner Hoyer, pejabat tinggi urusan luar negeri Jerman mengatakan : "Mereka tahu, bahwa organisasi siaran internasional yang berbeda-beda diganggu siarannya melalui satelit. Ini hal yang tidak bisa diterima."

Padahal Iran telah meratifikasi perjanjian internasional yang melarang 'serangan' terhadap siaran radio dan televisi. Namun tetap saja, mereka membatasi siaran berita semenjak pemilihan presiden yang kontroversial tahun lalu. Menteri luar negeri Inggris David Miliband mengatakan, ini menunjukkan ketakutan rezim terhadap warganya sendiri. Para menteri luar negeri Uni Eropa menuntut agar pemerintah Iran segera menghentikan praktek pengacauan siaran tersebut. Secara resmi, Uni Eropa tidak mengancam dengan penjatuhan sanksi, tetapi beberapa negara anggota belum mau menutup kemungkinan tersebut. Seperti Franco Frattini, menteri luar negeri Italia. "Sekarang pun sudah ada larangan ekspor ke Iran bagi teknologi tinggi tertentu."

Apakah ini juga berlaku bagi teknologi satelit, masih harus diperiksa terlebih dahulu. Selain Iran, pemerintah Ethiopia juga melakukan hal yang sama. Kalau sebelumnya, mereka membantah tuduhan melakukan gangguan siaran, kini untuk pertama kalinya, aksi mengganggu siaran radio dan televisi luar negeri menjadi peraturan resmi yang ditetapkan pemerintah Ethiopia. Kali ini yang menjadi korban adalah siaran bahasa Amhara dari Voice of America. Perdana menteri Meles Zenawi menjelaskan : "Selama bertahun-tahun kami yakin, program Amhara dari Voice of America, melakukan praktek siaran yang melanggar etika jurnalistik dan memunculkan propaganda yang mewujudkan ketidakstabilan politik. Kami berusaha dengan segala cara untuk mencegah penyebaran fenomena ini. Jamming atau menggangu siaran, termasuk diantaranya. Saya tidak tahu apakah secara teknik kami mampu melakukannya. Tetapi begitu para ahli teknologi bilang, bahwa kami siap, maka saya akan memberikan perintah untuk menggangu siaran program Amhara dari Voice of Amerika."

Cara mengganggu siaran dengan cara 'jamming' terhadap stasiun radio dan televisi luar negeri yang dianggap mengeritik sistem dan rezim ini, sebenarnya bukanlah cerita baru. Pada perang dunia kedua, rezim Nazi menganggu sinyal siaran BBC, di perang dingin Uni Soviet melakukannya terhadap radio-radio negara barat, dan terakhir gangguan yang dilakukan oleh pemerintah Jerman Timur. Kuba, Israel, Cina, Korea Utara dan Korea Selatan juga dikenal sebagai 'jammer'.

Frank Hofmann / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk