1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Yunani Berjuang Peroleh Mosi Kepercayaan

21 Juni 2011

PM Yunani Giorgos Papandreou harus menjalani sidang mosi kepercayaan di parlemen Selasa (21/06). Para pengamat memperkirakan, 151 suara yang ia butuhkan dari 300 anggota parlemen, akan diperolehnya.

https://p.dw.com/p/11g0u
Perdana Menteri Yunani George PapandreouFoto: dapd

Lewat aksi mogok dan protes, warga Yunani mengekspresikan kemarahan mereka terhadap situasi buruk keuangan dan program penghematan pemerintah. Salah satunya melalui aksi pemutusan pasokan listrik bagi warga pulau Rhodos dan Kreta, Selasa (21/06). Untungnya, banyak hotel yang memiliki generator listrik darurat, sehingga para turis tidak turut menjadi korban.

Para pegawai perusahaan tenaga listrik terbesar di Yunani, PPC, melancarkan aksi mogok 48 jam yang dimulai tengah malam hari Minggu (19/06). Seorang juru bicara PPC menegaskan, "Aksi mogok kami akan berlanjut, hingga pemerintah menarik kembali program privatisasi."

Program privatisasi adalah bagian dari paket penghematan yang ingin diloloskan Perdana Menteri Giorgos Papandreou di parlemen bulan Juni ini. Berbagai perusahaan yang dikelola pemerintah akan dijual kepada investor, termasuk PPC. Para pegawai sadar, jika pemerintah tidak lagi menjadi 'majikan' mereka, melainkan investor asing, maka tunjangan sosial akan dihapus, jam kerja ditambah, dan beberapa pegawai mungkin bahkan akan dipecat.

Selasa (21/06), ribuan demonstran diperkirakan akan kembali turun ke jalan untuk memprotes politik pemerintahan Papandreou. Dan sementara di luar gedung parlemen aksi warga bergolak, di dalam para anggota parlemen akan memutuskan apakah kabinet baru Papandreou mendapat kepercayaan dari mayoritas anggotanya?

"Saya menuntut parlemen untuk mempercayai pemerintahan saya. Saya membentuk kabinet baru ini Jumat lalu, karena negara kita berada dalam kondisi kritis dan di ujung tanduk," dikatakan Papandreou.

Mosi kepercayaan adalah rintangan pertama yang harus dilewati Papandreou. Selanjutnya, parlemen Yunani juga harus menyetujui paket reformasi dan penghematan. Para menteri keuangan Uni Eropa telah menegaskan akhir pekan lalu, hanya jika ini terjadi, maka barulah paket kredit berikut sebesar 12 milyar Euro dibayarkan.

Rencana baru ini, akan dipaparkan secara lebih jelas pertengahan Juli mendatang, dan untuk pertama kalinya termasuk kontribusi investor swasta yang diharapkan untuk membeli secara sukarela obligasi Yunani yang baru.

Di parlemen Yunani, tantangan tidak hanya akan datang dari oposisi, melainkan juga dari beberapa anggota partai pemerintah PASOK. Semakin banyak anggota parlemen fraksi PASOK yang dalam beberapa minggu dan bulan terakhir menyatakan ketidakpuasan mereka akan strategi penghematan ketat pemerintah.

Beberapa diantaranya keluar dari fraksi dan ingin menolak mosi sebagai anggota parlemen independen. Beberapa mengancam tidak akan menuruti keinginan Papandreou. Pihak oposisi telah sepakat untuk menolaknya.

Ketua partai Nea Dimokratia yang berhaluan konservatif, Andonis Samaras, mengatakan, "Pemerintah bertahan dengan politik yang salah. Mereka tidak hanya tidak menyelesaikan masalah. Mereka memperburuknya dengan menimbulkan masalah baru. Apa arti pengorbanan yang dilakukan warga dalam beberapa bulan terakhir? Semua sia-sia."

Jika pemerintah Papandreou gagal dalam memperoleh mosi kepercayaan, maka Yunani harus menggelar pemilihan umum baru. Dan ini berarti semakin hilangnya waktu bagi negara yang dililit hutang untuk bisa membenahi situasi yang serba tidak jelas.

Vidi Legowo-Zipperer/rtr/afp

Editor: Agus Setiawan