1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilihan Komisaris Uni Eropa Diwarnai Konflik

25 Januari 2010

Sampai 19/01 semua calon komisaris Eropa harus melakukan tanya jawab di Parlemen Eropa. Dan itu bukan sekedar formalitas. 2004 dua kandidat komisaris gugur, tahun ini kandidat komisaris urusan bantuan humaniter mundur.

https://p.dw.com/p/LgcP
Kandidat Komisi Eropa urusan bantuan humaniter Schelewa di depan Parlemen Eropa (12/01)Foto: AP

Masing-masing selama tiga jam ke-26 calon pemegang jabatan komisaris Uni Eropa harus melakukan tanya jawab di depan Dewan Parlemen. Para anggota parlemen ingin tahu apakah para kandidat memiliki kompetensi yang layak untuk komisi-komisi yang akan dipimpinnya. Selain itu calon komisaris harus membuktikan bahwa mereka memiliki norma-norma Eropa yang sesuai, bahwa mereka dapat berkomunikasi dan memimpin. Ini terutama bagi 13 pelamar baru jabatan komisaris, sementara 13 lainnya sudah menjabat sebagai Komisaris Eropa.

Dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, para anggota parlemen mencoba menguak kemungkinan konflik kepentingan para calon komisaris. Mayoritas komisaris ini beradal dari partai-partai konservatif. Mereka terutama harus menghadapi pertanyaan kritis dari fraksi kiri dan fraksi hijau di Parlemen Eropa.

Anggota parlemen memandang adanya konflik kepentingan pada calon komisaris asal Bulgaria, Rumiana Jeleva, yang kini telah mengundurkan diri. Menteri Luar Negeri Bulgaria ini dicalonkan untuk memimpin komisi urusan bantuan internasional dan bantuan bencana. Namun suaminya memiliki perusahaan pembangunan perumahan yang juga bergerak dalam bidang tersebut.

Akibatnya Jeleva yang berusia 40 tahun mendapat tekanan besar dalam tanya jawab di Parlemen Eropa. Anggota parlemen tidak hanya meragukan kualitas kemampuannya, melainkan juga mencurigai pendapatan sampingan yang dirahasiakannya selama ini serta bisnis suaminya.

Urusan hukum Parlemen Eropa menyelidiki tuduhan-tuduhan tersebut. Dewan itu memang tidak dapat membenarkan tuduhan itu. Tapi Jeleva juga tidak dapat lepas dari hal itu. Tidak memungkinkan untuk menguji kebenaran keterangannya. Sementara para kritisi merasa mendapat pembenaran, rekan-rekan Jeleva dari kubu Kristen Demokrat memandang adanya intrik lawan-lawan politik dalam hal ini.

Untuk jabatan komisaris Eropa, negara anggota Uni Eropa mengajukan nama-nama calonnya. Dan Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso yang menentukan bagian dan jabatan komisaris tersebut. Rencana sebelumnya perampingan Komisi Eropa pada tahun 2014 gagal karena mendapat tentangan dari Irlandia. Kini masing-masing negara anggota diwakili satu komisaris di Brussel, Belgia.

Jose Manuel Barroso sendiri bulan September 2009 lalu dikukuhkan tetap menjabat ketua komisi atas usulan kepala negara dan pemerintahan. Mantan Perdana Menteri Portugal itu adalah Ketua Komisi Eropa yang ke-27.

Mengenai pengunduran diri Jeleva, Ketua Komisi Eropa Barroso hanya memberika keterangan sangat singkat. Malalui juru bicaranya, Barroso menyampaikan, ia menghormati keputusan Jeleva ini secara penuh.

Setelah pengunduran diri Jeleva, Barroso harus menemui kandidat baru dari Bulgaria, Kristalina Georgivea, yang saat ini menjabat wakil pimpinan Bank Dunia. Dan Georgieva pun harus melalui proses tanya jawab di Parlemen Eropa. Pemungutan suara di parlemen mengenai keseluruhan Komisi Eropa dapat tertunda dua pekan. Dengan demikian tugas komisi baru tidak dapat dimulai 1 Februari mendatang, seperti rencana semula.

Christoph Hasselbach/Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan