1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilihan Presien di Rwanda Hampir Pastikan Kemenangan Kagame

9 Agustus 2010

Sebelum pemilihan dimulai pun, pemenangnya sudah jelas. Warga Rwanda Senin kemarin (090/8) memilih presiden baru. Presiden lama Paul Kagame diperkirakan akan kembali menang secara meyakinkan.

https://p.dw.com/p/OgPC
Presiden Ruanda Paul Kagame memberikan suaranya di KigaliFoto: AP

Pendukung Paul Kagame menganggap mantan pimpinan kelompok pemberontak ini sebagai pahlawan yang mengakhiri genosida dan mewujudkan stabilitas dan pertumbuhan. Tetapi para pengritik menuduhnya merusak demokrasi dan melakukan aksi kekerasan terhadap pihak lawan. Ini adalah pemilihan presiden yang ke dua semenjak kasus genosida tahun 1994. Di tahun 2003 Kagame menang dengan 95 persen perolehan suara.

Sekitar 5,2 juta warga Rwanda berhak untuk memberikan suaranya. Pemilihan ditutup pukul 3 sore waktu setempat dan perhitungan suara langsung dimulai. Chrysologue Karangwa, pimpinan komisi pemilihan nasional, NEC, mengatakan hasil sementara akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang dan hasil akhir paling telat akan diumumkan tanggal 17 Agustus. Untuk menjamin demokrasi pemilihan, komisi pemilihan mengakreditasi 1394 pengamat. 214 diantaranya berasal dari luar negeri, termasuk dari Uni Afrika dan negara-negara persemakmuran.

Pemilihan berlangsung dengan damai, namun kantor berita AP melaporkan bahwa di satu desa dekat kota Kigali terlihat ketidakberesan dalam pemberian suara. Dua pemimpin desa mengatakan, warga desa dibangunkan tengah malam dan dipaksa untuk memberikan suara mereka sebelum dimulainya pemilihan secara resmi pukul 6 pagi. Tiga warga desa mengatakan kepada kantor berita AP mereka memberikan suara sebelum pukul 5 pagi, dan satu orang memilih pada pukul 3 pagi.

Namun, pimpinan komisi pemilihan nasional NEC, Karangwa, membantah akan adanya suara yang diberikan sebelum pemilihan berlangsung. Ia hanya mengatakan pemberian suara di beberapa lokasi sudah tuntas pada pukul 9.30. Hasil dari satu tempat pemungutan suara di desa tersebut menunjukkan, bahwa lebih dari 98 persen suara diberikan kepada Kagame.

Usai pemilihan, Paul Kagame mengatakan kepada wartawan bahwa proses pemberian suara sangat demokratis dan membantah semua tuduhan bahwa lawan yang sesungguhnya telah disingkirkan secara paksa dari arena persaingan. Dua dari calon presiden lainnya meninggal dalam kondisi mencurigakan. Ini hanyalah salah satu dari serangkai kejadian yang menimbulkan kritik bagi Kagame. Sebelumnya, ia membredel harian milik pihak oposisi dan menangkap sejumlah jurnalis dan politisi. Partai oposisi lain yang secara terbuka mengeritik Kagame diblokir usahanya untuk mendaftarkan diri dan terlibat dalam pemilihan.

Kini Kagame berhadapan dengan tiga kandidat yang tidak berani membuka suara dan melawan Kagame. Frank Habineza, pimpinan partai hijau demokratik, yang tidak diijinkan untuk mendaftarkan diri sebagai calon presiden mengatakan, dalam pemilihan ini tidak ada partai oposisi. Yang ada hanya partai yang berkuasa dan sekutunya.

Vidi Legowo-Zipperer/afp/ap/dpa

Editor: Agus Setiawan