1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Pakistan: Eks PM Sharif Diunggulkan Jadi Pemenang

9 Februari 2024

Mantan Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif diunggulkan dalam pemilu Pakistan. Lebih dari 100 juta orang dilaporkan telah ikut memilih dalam pesta politik ini.

https://p.dw.com/p/4cCdF
Pemotor di depan spanduk kampanye
Seorang laki-laki bermotor di depan spanduk kampanye Partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz yang dipimpin oleh Eks PM Nawaz SharifFoto: Navesh Chitrakar/REUTERS

Jurnalis DW di Karachi, Shamil Shams, menceritakan bagaimana proses pemungutan suara pada pemilu di negara tersebut yang dikotori dengan gangguan komunikasi dan bentrokan sporadis di beberapa kota.

Dia melaporkan rendahnya jumlah pemilih di banyak negara bagian. Tempat pemungutan suara (TPS) di Pakistan resmi ditutup.

Menurut Shams, Eks Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif yang pernah menjabat tiga kali diperkirakan bakal memenangkan pemilu. Namun, dia menyebut pendukung Imran Khan juga berharap popularitas politisi yang tengah dipenjara ini mendapat kesuksesan dalam pemilu.

Sejumlah saluran TV diperkirakan bakal membuat proyeksi hasil pertama dalam beberapa jam setelah penutupan pemungutan suara.

Hanya saja, gambaran lebih jelas dari hasil pemilu ini kemungkinan besar bakal diumumkan pada Jumat (09/02), dengan penghitungan suara yang akan terus berlanjut hingga malam hari.

KPU Pakistan minta percepat pengumuman

Penghitungan suara pada pemilihan umum nasional sempat tertunda, bahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pakistan meminta para petugas untuk segera mengumumkan hasil suara.

Sejak Kamis (08/02) 03:00 dini hari waktu setempat, sekitar lebih dari 10 jam setelah penutupan pemungutan suara, hanya empat hasil suara tingkat provinsi yang baru diumumkan.

Keterlambatan ini disebabkan karena "masalah internet" usai pemerintah membatasi akses internet dan telepon pada siang hari.

Kementerian Dalam Negeri Pakistan menyebut pembatasan komunikasi tersebut dilakukan "untuk menjaga hukum dan ketertiban" setelah dua bom diledakkan oleh "ISIS" pada Rabu (07/02).

Sedikitnya 12 orang tewas

Militer Pakistan menyebut sedikitnya 12 orang, kebanyakan pihak petugas keamanan, tewas dalam sejumlah serangan militan yang bertujuan untuk mengganggu pemilu.

Dalam sebuah pernyataan disebutkan bahwa serangan tersebut terjadi sedikitnya pada 51 lokasi di wilayah barat daya dan laut Pakistan yang berbatasan dengan Afganistan dan Iran.

Sebanyak 39 orang dilaporkan terluka dan lima militan juga dinyatakan tewas, sambung pernyataan tersebut.

Setidaknya 600.000 personel keamanan, termasuk 137.000 tentara disebar di seluruh negara.

Pada Rabu (07/02), sehari menjelang hari pemungutan suara, setidaknya 30 orang tewas akibat ledakan yang menyerang sejumlah kantor politik di lokasi yang berbeda.

Pihak Amerika Serikat (AS) lewat Kementerian Luar Negerinya pada Kamis (08/02) "mengutuk keras" serangan yang terjadi pada waktu pemilu tersebut.

Ribuan Pengungsi Afganistan Terpaksa Meninggalkan Pakistan

Kementerian Dalam Negeri: Layanan telepon seluler sebagiannya telah berfungsi

Pihak Kementerian Dalam Negeri Pakistan mengumumkan bahwa layanan seluler telah "dipulihkan sebagian" di beberapa daerah.

Pemulihan itu dilakukan di sejumlah kota di Provinsi Punjab, beberapa kota di Provinsi Balochistan barat daya, dan sebagian besar provinsi bagian selatan, Sindh, kecuali di wilayah Karachi.

"Layanan seluler akan segera dipulihkan di seluruh negeri," kata Kementerian Dalam Negeri Pakistan lewat akun X.

mh/rs (berbagai sumber)