1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemogokan Umum Lumpuhkan Yunani

11 Maret 2010

Sektor publik Yunani terutama di bidang lalulintas lumpuh total. Rakyat kembali melancarkan pemogokan umum menentang rencana peghematan anggaran.

https://p.dw.com/p/MPXi
Dengan mengusung karangan bunga duka, anggota serikat perdagangan Yunani berdemonstrasi di pusat kota Athena, Rabu (10/03)Foto: AP

Pemogokan umum gelombang kedua di Yunani yang dilancarkan serikat pekerja Kamis (11/03) melumpuhkan semua sektor publik di negara tersebut. Dengan aksinya itu, para pekerja memprotes rencana penghematan anggaran yang diumumkan Perdana Menteri Giorgios Papandreou.

Seluruh sarana angkutan umum termasuk penerbangan dan pelayaran berhenti beroperasi. Sekolah, rumah sakit, musium serta kantor-kantor pemerintahan tutup. Sampah berserakan di mana-mana, karena para petugas pembersih kota dan pengangkut sampah ikut mogok. Aksi pemogokan umum selama 24 jam itu juga diikuti oleh para wartawan media cetak dan elektronik. Hari ini praktis tidak ada siaran radio dan televisi serta koran yang terbit di Yunani.

Di bawah tekanan Uni Eropa dan pasar internasional, pemerintahan sosialis Yunani pekan lalu terpaksa mengumumkan rencana penghematan anggaran senilai sekitar 4,8 milyar Euro. Sebagai dampak dari kebijakan di sektor keuangan itu, pajak barang konsumsi dinaikan, gaji pegawai negeri diturunkan dan kenaikan pensiun dibekukan. Yunani tahun ini mengalami defisit anggaran sebesar 12,7 persen dan utang negara mencapai lebih dari 300 milyar Euro. Untuk menggiring kembali Yunani mematuhi pakta stabilitas mata uang Euro, Komisi Uni Eropa juga terus mengawasi dengan ketat sektor keuangan negara ini.

PM Giorgios Papandreou menanggapi aksi pemogokan massal gelombang kedua itu, menyatakan, ia dapat mengerti kemarahan rakyatnya. Sebelumnya, pemerintah di Athena masih terus melancarkan politik pembohongannya, dengan menyebutkan Yunani masih mampu mengatasi sendiri krisis keuangan dan ekonomi amat berat tersebut. Namun dalam kunjungannya ke Washington, Papandreou akhirnya mengakui tidak akan dapat mengatasi krisis tanpa bantuan internasional.

“Kami juga telah menyatakan, menginginkan pinjaman uang dari pasar internasional dengan bunga rendah. Tapi hal itu hanya dimungkinkan jika dilakukan intervensi oleh Uni Eropa. Menurut saya, Uni Eropa kini akan melakukan tugasnya sesuai tanggung jawabnya untuk menangani isu ini,“ dinyatakan Giorgios Papandreou.

Berbeda dengan rakyat Yunani yang menentang keras rencana pengetatan anggaran dan kenaikan pajak, pimpinan zona mata uang Euro, PM Luxemburg Jean-Claude Juncker, memuji upaya pengetatan anggaran dari pemerintah di Athena ini. Disebutkannya, pasar keuangan internasional juga bereaksi positif atas haluan penghematan dari pemerintah Yunani. Hal itu tidak hanya sekedar manuver untuk mengalihkan perhatian Uni Eropa, kata Juncker menambahkan.

Sementara itu, di berbagai kota besar di Yunani, polisi dalam jumlah besar disiagakan untuk mengantisipasi situasi. Di ibukota Athena saja disiapkan sekitar 1.500 polisi anti huru-hara untuk menghadapi kemungkinan pecahnya aksi kekerasan. Dalam pemogokan umum gelombang pertama pekan lalu, terjadi bentrokan kekerasan antara para demonstran melawan polisi. Walaupun terus melancarkan aksi protes, mayoritas rakyat memang menyadari pemerintah tidak memiliki alternatif lain kecuali melakukan penghematan. Juga diyakini, rangkaian aksi protes tidak akan mengubah rencana pemerintah di Athena. Namun dengan aksi protes itu, rakyat juga hendak menunjukan ketidak puasannya atas politik pemerintah selama ini, yang tidak serius menangani krisis multi dimensi di Yunani.

AS/AR/dpa/rtre/ap/afpe