1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penanganan Insiden "Cheonan" Penting bagi Asia Timur Laut

30 Mei 2010

Pertemuan PM Cina Wen Jiabao, PM Jepang Yukio Hatoyama dan Presiden Korea Selatan Lee Myun Bak diadakan di Cheju, Korea Selatan, Minggu 30 Mei. Pokok utama pembicaraan adalah Korea Utara dan penembakkan "Cheonan".

https://p.dw.com/p/NdAC
Bagian haluan kapal "Cheonan", yang tenggelam karena tembakan torpedo, ketika diangkat ke permukaan (24/04)Foto: AP

Dalam konferensi pers bersama Minggu siang (30/05) waktu setempat, kedua perdana menteri dan presiden Korea Selatan menekankan, bahwa penanganan yang tepat masalah penembakan kapal patroli Korea Selatan "Cheonan" Maret lalu sangat penting bagi keamanan di Asia Timur Laut.

PM Cina Wen Jiabao menegaskan, pengurangan ketegangan di kawasan itu sangat penting. Pada saat bersamaan, menteri luar negeri dari ketiga negara menandatangani sebuah dokumen, yang mendasari pendirian sebuah badan. Dengan demikian organisasi pertama terbentuk untuk kawasan itu.

Pembicaraan Trilateral

Yukio Hatoyama Klima China
PM Jepang Yukio HatoyamaFoto: AP

Sejak 2008, setahun sekali pemimpin negara dan pemerintahan di Asia Timur Laut mengadakan pembicaraan trilateral. Tujuannya untuk memperdalam kerjasama antara Korea Selatan, Jepang dan Cina. Kali ini Korea Utara menjadi titik berat pembicaraan.

Pada awal KTT dua hari itu, kedua perdana menteri dan presiden Korea Selatan mengheningkan cipta bagi 46 tentara yang menjadi korban. PM Jepang Yukio Hatoyama menekankan, "Saya pikir, sudah jelas bahwa Korea Utara bertanggungjawab atas insiden itu. Jepang akan memberikan sumbangan jika masyarakat internasional akan memberikan reaksi."

Cina, yang menjadi sekutu paling erat Korea Utara, sampai sekarang belum memberikan pernyataan apa pun, tentang pihak yang menenggelamkan kapal patroli "Cheonan". Sebuah komisi penyelidik yang beranggotakan pakar dari Korea Selatan, AS, Inggris, Australia dan Swedia menyatakan tanggal 20 Mei lalu, bahwa Korea Utara bertanggungjawab atas insiden tersebut. Dalam laporan komisi dikatakan, "Cheonan" tenggelam karena tembakan torpedo Korea Utara.

Jepang Mengecam, Cina Bungkam

Wen Jiabao Premier China
PM Cina Wen JiabaoFoto: AP

Banyak negara mengecam tindakan teroris tersebut. PM Hatoyama menyatakan di Cheju, "Situasi saat ini di semenanjung Korea menuntut upaya bersama dari Jepang, Korea Selatan dan Cina. Oleh sebab itu saya ingin mempererat kerjasama dengan PM Cina Wen Jiabao." Namun PM Cina tetap tidak mengubah sikapnya. Wen Jiabao menyatakan, pihak yang bertanggungjawab tidak boleh dilindungi, tetapi hasil penyelidikan masih harus diperiksa dan diberi penilaian.

Sebagai negara yang memiliki hak veto di DK PBB, Cina mempunyai posisi kunci, jika Korea Selatan mengajukan masalah ini ke badan tertinggi PBB tersebut pekan depan. Cina adalah mitra dagang terpenting Korea Utara. Tetapi hubungan itu belakangan ini tampaknya menegang. Sehingga Presiden Korea Utara Kim Jong Il yang otoriter, baru-baru ini dikabarkan memperpendek lawatannnya di Cina.

Streit zwischen Nord- und Südkorea nach einem Schiffsuntergang
PM Korsel Chung Un Chan (kiri) dalam renungan singkat bagi 46 pelaut yang tewas dalam insiden "Cheonan" di pemakaman nasional Daejeon, Seoul (24/05)Foto: AP

Sanggahan Korea Utara

Korea Utara menampik semua tuduhan terlibat dalam penembakan kapal patroli Korea Selatan. Jumat (28/05) Komisi Pertahanan Nasional, yang menjadi badan politik terpenting Korea Utara, untuk pertama kalinya mengadakan konferensi pers, di mana mereka menyanggah semua tuduhan.

Direktur bagian politik pada Komisi Pertahanan Nasional menyatakan, tuduhan Korea Selatan sangat berat, sehingga perang bisa pecah kapan saja. Oleh karena itu, pada akhir KTT trilateral di Cheju PM Cina Wen Jiabao menekankan bahwa yang paling penting adalah melonggarkan ketegangan dan mencegah konflik apa pun.

Peter Kujath / Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh