1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendapat Sahabat DW: Tentang LGBT

ap1 Maret 2016

Pemberitaan di Indonesia terus diwarnai dengan tema lesbian, gay, biseksual, dan transgender ( LGBT). Bagaimana tanggapan Sahabat DW atas keberadaan LGBT di Indonesia?

https://p.dw.com/p/1I30X
Foto: picture-alliance/ZumaPress/N. Georgiou

DW Indonesia menerima banyak sekali pendapat dari sahabat DW seputar masalah lesbian, gay, biseksual, dan transgender ( LGBT) yang semakin meruncing akhir-akhir ini, bahkan juga berujung pada ancaman dan aksi kekerasan. Berikut beberapa tanggapan dari para sahabat DW tentang isu LGBT:

Gee Suryoputro: “….Baru saja saya tanyakan kepada "Tuhan bahwa LGBT itu semua bentuknya adalah realisasi "Satanic Tren". good, lanjutkan bikin artikel seperti ini....biar kita bisa makin "waras" dan terbuka. Thanks ..“

Titus Supriyanto Atmojo: “LGBT = … masa manusia kok lebih rendah dari hewan pikir pakai otak jangan pakai dengkul.“

Nia Riadloh: “Dewasakan dulu Indonesia, kursnya samakan dulu sama negara Eropa …. bisa? Baru ikut-ikutan hal-hal yg belum eligible diterapkan di sini. Kenapa? Kalau Indonesia ikut-ikutan, nama baik kami akan digunakan pula di berita di negara yang belum dan tidak buat SSA SSA (same-sex attracted) #stop bullying karena rata-rata orang-orang besar berada di balik SSA. Mereka terdorong karena bullying dan sex abuse saat kecil .#saveyourchildren

Arinto Dade :“Perbuatan homoseksual dan lesbian sangat jahat karena merugikan generasi mendatang atau sengaja meniadakan keturunan manusia.”

Erwin Sarwoko: “Jangan di Indonesia karena Indonesia negara yang berbudaya dan beradab memiliki tradisi moral dan etika yang luhur.“

Yanty Fifetri Mendrofa: “Kiamat sudah di depan mata jika nikah dengan sesama jenis dan bagaimana dengan keturunannya kelak? Manusia itulah manusia kutukan Allah, sebab Tuhan menciptakan manusia satu pasang (perempuan dan laki-laki , )begitu pula ciptaan yg lainnya ada betina ada jantan, ada malam ada siang.”

Bowo Laksono: “Sudah gak waras itu LGBT, agama apapun tetap melarang masih nekad ..wajar ditentang.”

Eki Himawan: “Yang penting jangan di Indonesia.”

Sementara, yang mendukung kesetaraan terhadap LGBT juga mendapat tempat untuk ditampung dalam ruang pendapat ini. Di antaranya komentar datang dari:

Irene Shûkriya-Dutta Scharief

“Kalian ini loh… Bukan LGBT tapi sok menghakimi. Apa hidup kalian sudah benar? …Jangan sok suci!”

Hidayat Alamsah:

“Sebaiknya setiap orang saling menghormati setiap orientasi seksual masing-masing. Selama tak saling menyakiti atau menggangu, hiduplah dengan harmonis. Kalau sekarang kelihatan lebih banyak serangan terhadap LGBT, LGBT nya sendiri jarang ada yang menyerang non-LGBT. Berkacalah. Siapa yang jahat.”

Luna M:

“bedakan dong pedofil dengan LGBT. Banyak sekali kok sumber ilmiahnya. Perbedaan ini yang sering jadi salah kaprah. Saya bukan membela siapa-siapa. Tapi LBGT itu bukan pedofil atau penjahat seksual terhadap anak. Itu berbeda. Jangan malu untuk belajar hal ilmiah seperti itu. Buat saya lebih memalukan, sudah mengecam, tapi dasarnya ngaco.“

---

Demikian berbagai pendapat para sahabat DW, kami masih nantikan pendapat dan komentar lainnya dari Anda. Salah satu pertanyaan yang kami lontarkan, bagiamana jika ada anggota keluarga Anda yang merupakan LGBT? Apakah Anda akan meninggalkannya atau tetap merangkulnya?

Tuliskan komentar/pendapat Anda di link ini