1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendiri WikiLeaks Bela Publikasi Dokumen Militer AS

26 Juli 2010

Puluhan ribu laporan milik militer Amerika Serikat mengenai perang Afghanistan kini bisa diakses semua orang melalui internet. Guardian, New York Times dan Der Spiegel menguji materi yang ada.

https://p.dw.com/p/OVDx
Pendiri WikiLeaks Juliann AssangeFoto: picture alliance/dpa

Ketiga media sepakat, bahwa dokumen tersebut asli dan menggambarkan keadaan perang yang sesungguhnya dari sudut pandang tentara yang terlibat. Dimensi perang yang sesungguhnya diungkap dan juga masalah yang dialami militer negara yang terkait. Dokumen tersebut bertanggal dari 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2009.

Harian Inggris Guardian melaporkan penemuannya dalam 17 halaman. Tentara Inggris langsung terlibat dalam misi di Afghanistan. Dan setidaknya dalam 21 kasus mereka mungkin terlibat dalam kejadian yang tidak berjalan dengan sangat benar.

Tidak Pengaruhi Misi Inggris di Afghanistan

Namun Menteri Luar Negeri Inggris William Hague tidak melihat adanya alasan untuk membuka perdebatan baru. Ini dikatakannya di hari terungkapnya dokumen militer Amerika Serikat. Hague bertahan pada pendapatnya. Dokumen itu tidak memiliki pengaruh pada pasukan Inggris mau pun misi di Afghanistan. "Seharusnya kita berkonsentrasi pada kemajuan yang telah ada. Masih banyak tantangan yang harus kita hadapi di Afghanistan. Tetapi ada fakta, bahwa kemajuan baik telah terjadi."

Kementrian Pertahanan Inggris juga menolak untuk memberikan komentar. Tanpa mengetahui apakah isi dokumen benar atau tidak, setiap bentuk spekulasi dilarang untuk diungkap ke publik. Demikian menurut seorang juru bicara.

Bukan Dokumen Top Secret

Di waktu bersamaan, pendiri WikiLeaks, situs internet yang menampilkan dokumen rahasia tersebut, Julian Assange, mengadakan konferensi pers di London untuk membela pengungkapan materi dokumen tersebut. "Kami tidak punya alasan untuk meragukan kebenaran dokumen tersebut. Tetapi untuk kejelasan, sokumen ini bukan dokumen rahasia atau top secret. Ini bukan materi kesatuan khusus Amerika, bukan dokumen CIA. Sebagian besar ini hanya dokumen dari rutinitas kerja pasukan Amerika Serikat."

Assange selain itu menegaskan, bahwa resiko keamanan dari aksi tersebut telah disadarinya. "Tidak ada yang menjadi korban fisik akibat dari informasi yang kami sebarluaskan. Walau kami telah menyebabkan perubahan dalam pemerintahan dan berbagai reformasi lainnya."

Memberi Pengaruh Lain Tentang Perang Afghanistan

Julian Assange diminta mengatakan, apa penemuan yang paling mengerikan? Apakah di bagian dimana dokumen tersebut menggambarkan perang Afghanistan dengan sangat kejam? Ini pertanyaan yang kerap dilontarakan kepada pendiri WikiLeaks tersebut dan ia tidak mau menjawabnya. Ia juga tidak berani menjawabnya, karena belum tahu kisah apa lagi yang masih dalam dalam puluhan ribu laporan tersebut. Walau pun bekerja sama dengan media-media yang kompeten, tetap saja ini merupakan tantangan luar biasa.

"Ini cerita jurnalistik menarik yang berhasil kami lakukan. Empat media, Sunshine Press, WikiLeaks, Der Spiegel, New York Times dan Guardian. Kami saling berbagi sumber investigasi, hasil riset dari materi yang ada. Jadi bukan hasil akhir beritanya, melainkan riset dan teknik cara menangani materi ini," papar Julian Assange.

Motivasinya jelas, mempublikasikan informasi untuk mengubah pendapat, dan memberikan pengaruh lain tentang perang di Afghanistan. Dari sudut pandang pemerintah yang terlibat dalam misi tersebut, waktu yang dipilih tidaklah tepat. Mengingat beberapa minggu terakhir ini khususnya, situasi di Afghanistan kembali bergolak.

Silke Engel/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Christa Saloh-Foerster