1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendukung Yingluck Ancam Turun ke Jalan

11 Desember 2013

“Kaus merah” pendukung PM Thailand Yingluck Shinawatra siap turun ke jalan untuk melindungi pemerintah dari para demonstran yang menuntut Yingluck mundur, menambah kecemasan meluasnya konflik di negara itu.

https://p.dw.com/p/1AX9v
Foto: AP

Peringatan ”kaus merah” itu menyoroti resiko terjadinya bentrokan jika para demonstran anti pemerintah terus memaksa membatasi pengaruh politik saudara laki-laki Yingluck, bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang selama ini dianggap sebagai pahlawan di wilayah utara dan timur laut pedesaan yang digulingkan oleh kudeta militer pada 2006.

Pemimpin demonstran anti pemerintah Suthep Thaugsuban, seorang bekas wakil perdana menteri dalam pemerintahan sebelumnya yang dikalahkan oleh partai Yingluck, telah mengabaikan seruan mengenai percepatan pemilu pada awal Februari mendatang.

Ia menginginkan Thailand diperintah oleh “Dewan Rakyat” yang ditunjuk oleh “orang-orang baik”. Sebuah langkah yang tidak pernah terjadi sebelumnya dan bisa berpotensi memicu konflik dengan ”kaus merah” pendukung Yingluck.

Kumpulkan massa lebih besar

“Kaus Merah” yang dikenal sebagai The United Front for Democracy Against Dictatorship (UDD), akan berpawai untuk melindungi pemerintah, kata salah satu pimpinannya Jatuporn Promphan.

“Adalah tugas UDD untuk membawa massa ‘kaus merah' dan mereka yang mencintai demokrasi dan tidak setuju dengan metode Suthep. Akan lebih banyak orang yang akan kami kumpulkan daripada yang bisa dikerahkan Suthep,” kata dia.

Suthep, yang baru beberapa pekan lalu mundur dari kursi parlemen yang telah didudukinya selama 34 tahun, mendapatkan dukungan dari kelompok minoritas tapi kuat: para elit pendukung Raja di Bangkok serta kelompok oposisi dari partai Demokrat, partai tertua yang tak pernah memenangkan pemilu sejak 1992.

Thaksin secara luas dilihat sebagai kekuatan di belakang pemerintahan Yingluck, yang kadang-kadang menggelar rapat dengan para menteri melalui fasilitas webcam. Mereka mempunyai dukungan besar di wilayah pedesaan berkat kebijakan yang dianggap pro rakyat miskin.

“Ketika Suthep bicara, ia seharusnya ingat bahwa ada jutaan orang Thai yang mencintai Thaksin dan keluarga Sinawatra,” kata elit pimpinan UDD Thida Thawornseth.

“Dari mana Suthep bisa berpikir bahwa ia bisa bicara atas nama semua warga Thai?” tambah dia. ”Suthep telah mengatakan bahwa Yingluck tidak bisa pergi ke manapun di Thailand tanpa mendapat penghinaan. Bagaimana dengan dia? Dia-lah yang seharusnya khawatir”.

Sampai tak tahan lagi

Komentar dari “kaus merah“ menunjukkan bahwa jika protes anti pemerintah berlanjut makan itu akan membawa konflik yang lebih luas, jika Yingluck yang terpilih secara sah dipaksa untuk disingkirkan.

Ketika ditanya apa yang membawa mereka untuk turun ke jalan, Jatuporn mengatakan: ”Jika terjadi kekacauan atau jika pihak Suthep menggunakan metode kekerasan untuk meraih kekuasaan”.

Ia menolak mengatakan di mana demonstrasi akan digelar tapi mengatakan tujuan mereka bukan untuk mencari konfrontasi tapi untuk menunjukkan bahwa kekuatan pro-Thaksin bisa membawa lebih banyak orang ketimbang Suthep.

Meski telah membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu yang dipercepat pada Senin lalu, namun sekitar 160 ribu orang masih turun ke jalan di depan kantor Yingluck, dan mengultimatum perdana menteri itu mengundurkan diri dalam waktu 24 jam.

Jika telah melewati batas waktu, Suthep meminta polisi menangkap Yingluck.

”Saya meminta polisi menangkap Yingluck atas pengkhianatan karena ia tidak memenuhi perintah kami,” kata Suthep sambil menambahkan bahwa jika Yingluck tidak mendengar tuntutan, maka mereka akan memperluas protes sampai seluruh keluarga Sinawatra tidak tahan lagi.

“Berapa lama anda bisa bertahan jika rakyat meludahi mobil anda setiap hari?”

ab/ap (afp,ap,rtr)