1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penembakan di Afghanistan Utara: Ulah Taliban?

31 Mei 2006

Tiga pegawai organisasi bantuan internasional dan supir mereka ditembak mati di Afghanistan Utara. Diduga pelakunya kelompok militan Taliban.

https://p.dw.com/p/CPDq
Keempat penumpang mobil "Action Aid" tewas
Keempat penumpang mobil "Action Aid" tewasFoto: AP

Selama ini wilayah utara Afghanistan boleh dikatakan aman. Tetapi baru saja terjadi dua serangan yang mematikan dalam sehari. Di Provinsi Jawsjan pembunuhnya bersepeda motor. Pada sore hari mobil organisasi bantuan "Action Aid" didekati sejumlah pria yang kemudian menembak mati tiga petugas perempuan dari organisasi bantuan internasional itu dan pengemudinya.

Gubernur Provinsi Jawsjan menyalahkan Taliban sebagai pelakunya. Hal mana tidak dapat disangkal oleh para pengamat, sehubungan dengan pola tindakan berdarah itu. Di provinsi sebelah utara Afghanistan itu terdapat beberapa kelompok kecil Taliban yang beroperasi. Lokasinya sekitar 100 km dari Masar-i-Sharif, dimana militer Jerman Bundeswehr mulai besok mengambil alih komando pasukan pelindung internasional bagi Afghanistan, ISAF.

Daerah itu dinilai lebih aman dari bagian selatan, tetapi menurut militer Jerman tidaklah dapat dikatakan aman dan juga tidak stabil. Bundeswehr juga bertanggung jawab untuk Provinsi Badachshan di wilayah timur laut, tempat terjadinya serangan maut yang kedua. Disana, sebuah bom diledakkan saat sebuah mobil perusahaan konsultan AS lewat. Dua warga Afghanistan tewas, dan dua warga asing cedera.

Sehari setelah kerusuhan terberat sejak jatuhnya rezim Taliban Senin lalu, suasana di ibu kota Kabul tenang tetapi tegang. Untuk seterusnya pemerintah memberlakukan larangan keluar mulai pukul 10 malam sampai pukul empat pagi. Ribuan tentara dan polisi menjaga keamanan dan untuk pertama kalinya lagi Kabul dijaga oleh panser.

Demikian pula tentara dari pasukan pelindung ISAF melakukan patroli. Tetapi atas permintaan pemerintah Afghanistan patroli dilakukan lebih terselubung dari biasanya. Para petugas PBB dikenakan larangan keluar. Kegiatan PBB di seluruh negeri dihentikan sejak Senin lalu.

Lewat pidato televisi Presiden Hamid Karsai mengimbau rakyatnya agar tenang. Ia menyalahkan pemberontak sebagai pencetus kerusuhan Senin lalu dan mencanangkan akan mengenakan sanksi hukum terhadap pelakunya. Karsai juga berjanji akan menyingkap kasus kecelakaan konvoi militer AS yang menyulut timbulnya bentrokan.

Senin lalu sebuah truk AS yang rusak remnya menabrak sederetan mobil. Militer AS mengemukakan akan memberikan ganti rugi bagi para korban yang luka dan keluarga para korban yang tewas.

Kecelakaan dan tembak menembak yang terjadi kemudian, menimbulkan protes dan bentrokan di berbagai wilayah di Kabul. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti Amerika dan anti pemerintah Afghanistan. Itu berlanjut dengan penjarahan, pembakaran dan pengrusakan, termasuk di berbagai kantor organisasi bantuan internasional.

Polisi dan militer terus bersiaga untuk mencegah timbulnya kerusuhan baru. Para pengamat menganggap demonstrasi baru dapat terjadi setelah sholat Jumat nanti. Menurut mereka motif kerusuhan adalah ketidak-puasan akan lemahnya perekonomian Afghanistan, pembangunan kembali yang tersendat-sendat dan memburuknya kondisi keamanan, dibarengi merebaknya sikap anti-Amerika pada sebagian penduduk Afghanistan.