1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengadilan Mavi Marmara Dimulai

6 November 2012

Pengadilan Turki mulai mengadili para pejabat militer Israel secara in absentia, terkait keterlibatan dalam penyerbuan maut atas kapal Mavi Marmara dua tahun silam.

https://p.dw.com/p/16dhb
Foto: picture-alliance/dpa

Jaksa penuntut telah menyerukan agar semua dari empat pejabat Israel yang bertanggung jawab dihukum sembilan kali hukuman penjara seumur hidup. Termasuk diantaranya Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gabi Ashkenazi.

Israel menolak bekerjasama dalam pengadilan kasus ini dan menganggapnya sebagai “proses pengadilan sepihak“. Banyak ahli yang juga mempertanyakan apakah pengadilan kriminal Turki memiliki yuridiksi. Namun para aktivis Mavi Marmara dan keluarga korban berharap besar pada pengadilan in absentia tersebut.

Pengadilan Bersejarah?

“Ini akan menjadi pengadilan bersejarah,” kata Gulden Sonmez, seorang pengacara dan anggota Dewan Amal Islam IHH, yang anggotanya tewas terbunuh dalam penyerbuan Mavi Marmara. “Mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan atas kemanusiaan itu harus bertanggung jawab,“ kata dia menegaskan. “Ini jelas bukan sebuah pengadilan simbolik. Jika terbukti bersalah, para Komandan Israel ini bisa ditangkap di manapun di dunia lewat permintaan ke Interpol,“ kata Somnez.

Pengadilan Tukri telah mengeluarkan surat panggilan kepada para komandan Israel untuk menghadiri persidangan pekan ini dan menurut para pengacara, pengadilan bisa mengeluarkan surat penangkapan setelah proses awal mendengar keterangan saksi digelar. 490 saksi dari 37 negara dijadwalkan bakal memberikan kesaksian dalam pengadilan.

Harapan Besar

Para aktivis berharap bahwa pengadilan akan diperluas dalam beberapa pekan mendatang untuk menjangkau puluhan anggota militer dan sipil yang terlibat dalam penyerbuan. Mereka meyakini bahwa pengadilan akan membawa keadilan dan juga mendorong pemerintah Israel ke sudut dalam kebijakannya soal Gaza.

Meski ada harapan besar, namun bagaimanapun para pengamat melihat bahwa validitas dan pelaksanaan hukuman itu masih menjadi tanda tanya besar. Namun media  berspekulasi bahwa Israel telah meminta kepada lebih dari 150 pejabat dan tentara yang terkait insiden Mavi Marmara agar tidak bepergian ke luar negeri, karena mereka bisa menghadapi resiko ditangkap dan diekstradisi ke Turki.

Operasi Militer Israel

Dua tahun lalu, para aktivis hak asasi manusia dari 37 negara mencoba menerobos blokade angkatan laut Israel di Gaza dengan menggunakan armada Mavi Marmara. Kampanye itu disponsori oleh organisasi amal IHH, yang selama ini dikenal dekat dengan pemerintahan partai Islam AKP yang kini berkuasa di Turki.

Operasi militer yang dilaksanakan Israel untuk menghentikan Mavi Marmara saat itu berujung tewasnya 9 aktivis asal Turki dan melukai 30 orang lainnya.

Ahyan Simsek DW (AB/ EK)