1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengembangan Robot Cerdas

20 Maret 2006

Salah satu fungsi robot cerdas adalah untuk membuat pekerjaan tertentu menjadi lebih manusiawi.

https://p.dw.com/p/CPUZ
Care-O-bot II, robot pembantu bagi penyandang cacat
Care-O-bot II, robot pembantu bagi penyandang cacatFoto: dpa

Sejak beberapa dekade terakhir ini, peran robot dalam industri maupun kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Hampir tidak ada cabang industri teknologi tinggi yang tidak dibantu robot. Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai bentuk robot diciptakan untuk membantu atau memudahkan aktivitas manusia. Tapi robot-robot yang dimaksud jangan dibayangkan bentuknya seperti robot dalam film. Banyak robot industrial yang bentuknya hanya seperti lengan mekanis. Atau robot rumah tangga untuk membersihkan lantai, yang bentuknya hanya seperti cakram.

Robot Menggusur Tenaga Kerja Manusia?

Semakin canggih dan berbahaya pekerjaan di sebuah industri, pemanfaatan alat bantu robot makin tidak dapat dihindarkan. Misalnya saja robot pengelas di industri mobil, robot untuk mencari dan memusnahkan ranjau, robot di perusahaan pertambangan bawah tanah atau pengeboran minyak, serta robot yang bekerja menangani bahan kimia beracun dan berbahaya. Para ilmuwan bidang teknologi robotik menyebutkan, berbagai robot cerdas diciptakan untuk membuat pekerjaan tertentu menjadi lebih manusiawi.

Kedengarannya ironis. Di satu sisi penggunaan robot akan mendesak lapangan kerja bagi manusia. Di sisi lainnya, ternyata pemanfaatan robot memang membuat pekerjaan menjadi lebih manusiawi. Misalnya saja di pabrik mobil. Sejak beberapa dekade terakhir, semakin banyak robot pengelas digunakan untuk menggantikan manusia. Seperti diungkapkan Hubert Grosser, kepala bagian Humas Institut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi di Stuttgart, pekerjaan mengelas body mobil tergolong pekerjaan tidak manusiawi. Teknisi hanya bekerja secara monoton dan rutin, mengelas bagian-bagian body, menjadi body mobil utuh. Begitu setiap hari, selama bertahun-tahun.

Robot Yang dapat Bekerja Sama dengan Manusia

Tentu saja sesuai perkembangan teknologi, semakin banyak robot yang cerdas dikembangkan. Dalam hal ini teknologi kecerdasan buatan memainkan peranan menentukan.

Grosser: Sebetulnya robot-robot semacam itu merupakan sebuah sistem yang amat rumit, dan dikendalikan oleh perangkat pengolah data berupa mosaik. Tentu saja kami tidak perlu bersusah payah menemukan sendiri sistem kecerdasan buatan ini. Melainkan melihat apa yang ada di pasaran atau apa yang dibuat di Institut Fraunhofer lainnya. Kami memasang otak robot ini, yang kami kembangkan lagi untuk meningkatkan kemampuannya.“

Misalnya saja, Insitut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi-IPA di Stuttgart, antara lain mengembangkan robot cerdas yang dapat mengenali keberadaan manusia di dekatnya. Selama ini, robot-robot untuk kepentingan industri lazimnya dirancang untuk bekerja secara otomatis dan tidak peduli situasi di sekitarnya. Manusia yang mendekat, terancam bahaya maut, karena robot-robot berkekuatan besar semacam itu, tidak diprogram untuk mengenalinya.

Grosse: “Bentuk kerja samanya adalah robot dapat mengenali jika ada manusia di dekatnya. Di mana posisi manusia itu? Seberapa cepat manusia mendekat ke wilayah kerja? Robot mengetahui bagaimana harus bereaksi. Apakah memperlambat gerakannya atau sama sekali berhenti? Jika manusia sudah meninggalkan wilayah kerjanya, robot secara otomatis melakukan kembali pekerjaannya.“

Meniru Proses Alam

Seiring dengan kemajuan teknologi, tantangan untuk mengembangkan robot-robot cerdas juga semakin meningkat. Bukan hanya di bidang industri, akan tetapi juga dalam sektor jasa dan kehidupan sehari-hari dibutuhkan semakin banyak robot cerdas. Institut Fraunhofer untuk teknik produksi dan otomatisasi-IPA di Stuttgart terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kehandalan robot-robot tersebut. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi informatik dan sensorik, efisiensi robot meningkat dan harganya dapat ditekan.

Yang tidak boleh dilupakan, robot dibuat sebagai perkakas untuk membantu pekerjaan manusia. Artinya, banyak pendekatan dalam penelitian robotik, merupakan penggabungan dari fungsi biologi dan teknik yang disebut cabang teknologi bionik. Seberapa besar peranan bionik ini, diungkapkan oleh Grosser.

Grosser: Bionik bagi kami merupakan tema yang amat penting. Kami yakin, dari alam kita dapat mencontoh banyak hal. Juga alam telah mengoptimalkan proses-proses tertentu. Jadi kami dapat meniru prosesnya dari alam dan menerapkannya dalam praktek industri.“

Secur-O-Bot

Sebagai contoh konkret, Institut Fraunhofer IPA terus mengembangkan robot pengaman yang disebut Secur-O-Bot. Wilayah kerja dari Secur-O-Bot amat luas dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Perangkatnya berupa robot yang dapat bergerak untuk melakukan patroli secara otomatis, mengenali bahaya, melakukan identifikasi personal, melontarkan tanda bahaya secara otomatis serta mendokumentasikan hasil pengukuran tertentu. Robot ini dapat dimanfaatkan untuk bermacam tujuan, dengan memasang perangkat yang disesuaikan dengan fungsinya.

Pembantu Penderita Cacat

Robot lain yang dikembangkan misalnya robot cerdas untuk membantu orang cacat. Robot semacam ini dilengkapi perangkat interaktiv yang memungkinkan komunikasi antara robot dengan pemakainya. Prototipe yang dikembangkan, yang disebut Care-O-Bot, mampu mengenali, apakah pemakainya dalam kondisi normal atau perlu bantuan. Misalnya saja jika pemakainya tiba-tiba tidak sadarkan diri. Robot akan menganalisis kondisi majikannya, memanggilnya berkali-kali dan jika dalam batasan waktu tertentu tidak ada reaksi, secara otomatis robot akan menelpon ambulans, dokter atau polisi.

Transisi Kerja

Proyek pengembangan robotik, pada gilirannya juga akan menciptakan lapangan kerja baru. Menurut Hubert Grosser, robot-robot cerdas mendorong transisi kerja, dari padat karya menjadi padat teknologi. Pekerja yang melakukan tugas rutin selama bertahun-tahun akan dipacu menjadi pekerja yang lebih banyak menggunakan otaknya. Alih profesi menjadi hal yang tidak terelakan. Misalnya dari tenaga montir yang bertahun-tahun hanya mengencangkan sekrup, menjadi tenaga ahli perawatan robot atau pakar pemrogram otak robot. Trend juga menunjukkan, suatu waktu nanti, negara-negara dengan pekerja murah akan memasuki fase jenuh dan ongkos produksi naik sampai tahapan negara maju. Artinya, terus diperlukan robot-robot cerdas untuk mempertahankan pekerjaan teknologi tinggi yang akan tetap mampu bersaing di pasar.