1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengungsi ke Eropa Tembus Rekor

5 Oktober 2014

Badan pengungsi PBB UNHCR tahun ini mencatat 200.000 pengungsi berusaha masuk ke Eropa lewat Laut Tengah. Sebuah rekor yang dipicu konflik berkepanjangan di negara-negara sekitar.

https://p.dw.com/p/1DPMw
Boot mit Flüchtlingen im Mittelmeer
Foto: picture-alliance/dpa/F. Lannino -S. Gabriele

UNHCR menyatakan, meningkat drastisnya jumlah pengungsi yang berusaha masuk Eropa dengan menumpang perahu melintasi Laut Tengah itu sebagai tanda bahaya. Jumlahnya melonjak lebih dua kali lipat dibanding arus pengungsi tahun 2013 yang sekitar 60.000 orang.

Pemicu lonjakan arus pengungsi adalah konflik berkepanjangan yang terus meluas di Timur Tengah dan di Afrika Utara. Libya yang sebelumnya sudah menjadi lokasi utama keberangkatan pengungsi, setelah konflik terbaru, makin gencar mengirim pengungsi ilegal ke Eropa.

Gelombang pengungsi dengan perahu ke Eropa tidak terpengaruh berita kecelakaan karamnya kapal yang menewaskan ratusan orang. Kecelakaan paling tragis terjadi 3 Oktober 2013 di kawasan perairan pulau Lampedusa. Italia. 366 orang tewas saat perahu yang mereka tumpangi karam.

Dalam tiga bulan terakhir ini saja, UNHCR mencatat lebih 90.000 pengungsi berusaha masuk Eropa lewat Laut Tengah. Sekitar 2.200 dari mereka tewas akibat kapalnya karam.

Eropa kurang tanggap

Terkait makin kencangnya arus pengungsi ilegal itu, pimpinan UNHCR Antonio Guterres mengatakan, "Kita gagal menarik pelajaran berharga dari kecelakaan di Lampedusa setahun lalu. Jika Eropa gagal menanggapi masalah tersebut, jumlah korban tewas akan terus bertambah."

Senada dengan itu, komisaris Uni Eropa untuk perlindungan perbatasan dalam dan luar negeri, Cecilia Malmstroem, mengimbau negara anggota untuk menggalang lebih banyak upaya, mencegah kematian para pengungsi. Ia juga mengeluhkan sikap tidak tanggap di kalangan anggota Uni Eropa, yang dianggapnya sebagai aib memalukan. "Dia saat kawasan sekitar membara, Eropa hanya siap menerima pengungsi dalam jumlah terbatas," ujar Malmstroem.

Komisaris Uni Eropa itu juga mengecam tidak adanya keinginan politik negara anggota untuk berkontribusi dan memperluas misi penyelamatan yang digagas Italia "Mare Nostrum", menjadi sebuah aksi Eropa. Dengan misi yang mengerahkan angkatan laut untuk mengawasi perairan Laut Tengah lebih intensif, Italia dalam beberapa bulan terakhir, berhasil menyelamatkan 14.000 pengungsi yang kapalnya nyaris karam.

as/vlz(ap,afp,dpa)