1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penyidikan Ancaman Teroris di Jerman

22 Agustus 2006

Warga Libanon yang ditangkap dituduh sebagai anggota sebuah kelompok teroris. Mungkinkah terdapat jaringan teroris di negara bagian Schleswig Holstein? Bagaimana pun juga tersangka yang baru berusia 21 tahun itu tinggal di Kiel, ibu kota negara bagian ini.

https://p.dw.com/p/CPCT
Tayangan video ketika tersangka peletak bom meninggalkan kopernya
Tayangan video ketika tersangka peletak bom meninggalkan kopernyaFoto: AP

Kedua orang tersangka meletakkan bom sepertinya tidak berdiri sendiri. Ini perkiraan kejaksaan agung dan jawatan kriminalitas Jerman. Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble membenarkan anggapan tersebut.

"Kami masih berspekulasi. Tetapi banyak bukti yang menunjukkan bahwa organisasi dengan unsur terorisme berada di belakangnya.“

Apakah organisasi tersebut beroperasi dari Jerman, menurut Schäuble belum dapat dipastikan.

"Sebuah organisasi yang paling tidak, siap untuk melakukan serangan di Jerman.“

Kota Kiel bukan untuk pertama kalinya muncul ke permukaan karena berkaitan dengan seorang tersangka teroris. Bulan Juli lalu di Hamburg ditangkap seseorang yang diduga sebagai penghubung Al Qaida. Tersangka itu juga tinggal di Kiel. Juga Mohamed Atta, salah seorang pimpinan serangan 11 September, sering dilihat di Kiel sebelum peristiwa tersebut.

Menurut Horst Eger, direktur jawatan pelindung konstitusi Schleswig Holstein, tidak ada bukti bahwa Kiel adalah tempat titik temu para teroris.

"Jerman utara bukanlah sarang teroris Islam. Pernyataan ini terlalu berlebihan. Tetapi akhir akhir ini kita juga telah mempelajari bahwa kami tidak bebas dari struktur semacam itu. Ini tentu mengejutkan kami. Tetapi kami harus menanggapi temuan ini dan itu yang kami lakukan.“

Menteri Dalam Negeri Schleswig Holstein, Ralf Stegner, menuntut segera diterapkannya data anti teror dan meningkatkan pengawasan menggunakan kamera video di tempat-tempat umum.

"Ini diinginkan oleh warga. Mereka tidak ingin diliputi rasa takut, jika mereka bepergian dengan kereta atau pesawat.“

Yussef Mohammed, salah seorang tersangka, tinggal di asrama mahasiswa di Kiel Projensdorf. Namun, para penghuni asrama tersebut tidak menyadari adanya kejanggalan pada dirinya. Tidak ada yang menyangka, bahwa Mohammed diduga sebagai orang yang meletakkan bom tersebut. Situasi di asrama tersebut pun berangsur normal. Jawatan kriminalitas Jerman telah menuntaskan penyelidikan mereka disana.

Bagi para mahasiswa, hari-hari yang menegangkan berakhir sudah. Pimpinan Studentenwerk, organisasi yang mengurus kebutuhan utama mahasiswa di Jerman, Günter Kellotat, mengatakan ia sangat terkejut bahwa sesuatu seperti itu dapat terjadi di Kiel. Namun ia tidak bersedia menceritakan secara terperinci hal yang terjadi di beberapa hari terakhir. Bagaimana jawatan kriminal Jerman berkerja sama dengan studentenwerk? Pertanyaan apa saja yang diajukan? Itu semua tidak boleh diungkapkan oleh Kellotat atas perjanjian dengan jawatan kriminal.

Para penyidik kini tengah menganalisa barang bukti yang diamankan akhir pekan lalu. Diantaranya komputer warga Libanon tersebut. Jawatan kriminal Jerman berharap dapat menemukan jejak tersangka orang kedua yang diduga meletakkan bom. Hingga kini ia masih berada dalam pelarian.