1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

110809 USA Berliner Mauer

12 Agustus 2009

Dengan dibangunnya Tembok Berlin, Agustus 1961, maka secara 'resmi' negara Jerman terpecah dua. Namun karena secara hukum internasional status Berlin Barat tidak berubah, pemerintah AS saat itu bersikap tenang.

https://p.dw.com/p/J8NV
Warga Berlin menyaksikan pembangunan tembok yang memisahkan kotanyaFoto: picture-alliance/ dpa

Kemitraan Jerman dengan Amerika Serikat berawal sejak masa kepemimpinan Konrad Adenauer sebagai Kanselir Jerman pertama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Terlebih, ketika John F. Kennedy terpilih sebagai presiden baru akhir tahun 1960.

Namun beberapa bulan kemudian, tanggal 13 Agustus 1961, Jerman Timur mulai memasang palang di setiap jalan di Berlin Timur yang menuju ke Berlin Barat. Pembangunan tembok Berlin oleh Jerman Timur dan Uni Soviet dimaksudkan untuk menghentikan arus pengungsi dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Dalam tujuh bulan awal tahun 1961 saja, jumlah pengungsi Jerman Timur mencapai lebih dari 150.000 orang. Pada tahun-tahun sebelumnya bahkan jumlahnya hampir mencapai tiga juta orang. Kebanyakan pengungsi adalah pemuda yang memiliki kualifikasi tinggi di berbagai bidang pekerjaan.

Deutschland Geschichte Berlin Mauer DDR Mauerbau Grenztruppen
Kawat berduri dipasang disepanjang perbatasan, awal pembangunan Tembok BerlinFoto: ullstein bild - Georgi(L)

Oleh John F. Kennedy keberadaan tembok Berlin tidak dijadikan alasan untuk berperang. Ia bahkan semakin giat menunjukkan kehadiran AS di Jerman Barat. Kennedy mengirimkan Jenderal Lucius Clay, pahlawan jembatan udara Berlin tahun 1948 hingga 1949, serta wakil presiden AS saat itu Lyndon B. Johnson, ke Berlin.

Kennedy sendiri baru mengunjungi Jerman pada tahun 1963. Di depan balai kota Schöneberger tanggal 26 Juni 1963 Kennedy berpidato, antara lain menyinggung tembok Berlin dan kebebasan. Ratusan ribu pengunjung mengikuti pidato Kennedy dengan antusias. Di tempat inilah ia mengucapkan kata-kata bersejarah itu: "Dengan bangga saya mengucapkan kata-kata ini: Saya adalah seorang warga Berlin.”

John F. Kennedy bei seiner Rede 1963 in Berlin
John F. Kennedy ketika berpidato di Berlin, 1963Foto: picture-alliance/ dpa

Karisma Kennedy menyatukan warga Berlin dengan Amerika Serikat. Ketika Berlin Timur memulai membangun tembok yang memisahkan kota itu, banyak pihak mengira bahwa Amerrika Serikat akan meningkatkan keterlibatannya di Berlin. Namun pemerintah Kennedy, begitu juga Kanselir Jerman Konrad Adenauer yang masih memerintah waktu itu, bersikap hati-hati. Mereka menyadari, bahwa saat itu dunia berada di ambang perang atom.

Hal ini nampak khususnya Oktober 1961 dimana situasinya semakin meruncing. Saat itu pegawai pemerintah AS yang hendak memasuki kawasan Berlin Timur selalu dihalangi. Di gerbang perbatasan militer AS "Checkpoint Charlie“ secara demonstratif tank AS mondar-mandir di depan tank-tank Soviet. Namun akhirnya kedua pihak menarik mundur tentaranya.

Berlin, Checkpoint Charlie in den 80ern
Checkpoint Charlie, pos perbatasan Berlin Barat dan TimurFoto: picture-alliance / akg-images

Tahun-tahun berikutnya kemitraan Jerman-AS mengalami sejumlah kekecewaan dan perbedaan pendapat. Namun Jerman tetap merupakan sekutu penting di Eropa bagi AS.

Pertengahan tahun 80an jabatan sekretaris jenderal Partai Komunis Uni Soviet dipangku oleh Mikhail Gorbachev. Ketika Gorbachev yang kemudian memimpin Uni Soviet mengumumkan akan menempuh haluan politik baru untuk urusan luar negeri, tidak lama kemudian tanggal 12 Juni 1987 presiden AS yang saat itu, Ronald Reagen, mengunjungi Berlin.

Dalam pidatonya, Reagen menuntut Gorbachev untuk membuka gerbang Brandenburg, yang memisahkan antara kota Berlin Timur dengan Barat. "Datanglah ke gerbang ini! Tuan Gorbachev, bukalah gerbang ini! Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini!”

Präsident Ronald Reagan während seiner Rede vor der Berliner Mauer
Ronald Reagan berpidato di depan gerbang BrandenburgFoto: dpa

Kemudian presiden AS berikutnya, George Bush Sr., mengunjungi tembok Berlin akhir Mei 1989, sebelum tembok itu diruntuhkan. Kanselir Jerman saat itu, Helmut Kohl, menekankan rasa terima kasihnya terutama kepada pihak yang ikut mengupayakan tercapainya perdamaian dan kebebasan di Jerman. "Kami memperingati 40 tahun berdirinya Republik Jerman. Dan menurut kami, keseluruhannya merupakan 40 tahun yang baik. Dan tidak pernah dilupakan, bahwa semua itu berhasil kami capai berkat dukungan dan persahabatan kami dengan AS.“

Tanggal 9 November 1989 tembok Berlin akhirnya diruntuhkan. Penyatuan kembali Jerman antara lain juga berkat reformasi politik yang digelindingkan Mikhail Gorbachev di tahun 1985.

Miodrag Soric / Andriani Nangoy

Editor: Ayu Purwaningsih