1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050710 Frankreich Staatssekretäre Rücktritt

6 Juli 2010

Dua Sekretaris Negara Perancis telah mundur, namun skandal dana kampanye Presiden Sarkozy belum dapat diredam.

https://p.dw.com/p/OBpu
Presiden Sarkozy, "Saya tidak menerima dana ilegal"Foto: AP

Bagai gurita, skandal ongkos dinas yang awalnya menjerat dua sekretaris negara Perancis kini mencengkeram Presiden Nicolas Sarkozy. Media melaporkan, mantan akuntan ahli waris perusahaan kosmetik L'Oreal, Liliane Bettencourt mengaku telah memberikan donasi ilegal sejumlah Euro 150.000,- untuk kampanye Sarkozy di tahun 2007.

Sumbangan itu diberikan melalui Menteri Tenaga Kerja Perancis, Eric Woerth. Akuntan yang oleh situs internet Mediapart, hanya disebut sebagai Claire T, di-phk November tahun lalu oleh Bettencourt.

Laporan Mediapart itu secara resmi sudah disangkal oleh kantor presiden Perancis. Meski begitu, laporan ini mengguncang pemerintahan di Paris. Pasalnya, Eric Woerth pada tahun 2007 adalah bendaharawan kampanye pemilu Sarkozy dan istri Woerth sampai bulan lalu bekerja sebagai menejer Bettencourt. Lebih dari itu, Mediapart memiliki rekaman pembicaraan telepon antara Bettencourt dengan menejernya mengenai donasi-donasi yang secara tetap dibayarkan kepada politisi kubu konservatif.

Kini Presiden Sarkozy yang awalnya akan membentuk kabinet baru di kwartal ketiga tahun ini, terpaksa bertindak cepat. Kedua sekretaris negara, Alain Joyandet dan Christian Blanc telah mengundurkan diri.

Christian Blanc und Alain Joyandet
Christian Blanc, kiri dan Alain Joyandet, kananFoto: AP

Jurubicara Luc Chatel menjelaskan, "Presiden dan Perdana Menteri Perancis telah memutuskan untuk menerima konsekwensi akibat tindakan yang tidak dimengerti dan tidak dapat diterima oleh rakyat Perancis. Dalam pembicaraan singkat dengan dengan kedua pejabat itu, kami telah meminta mereka untuk mengundurkan diri. Dalam masa-masa krisis seperti ini, sangat penting bagi pejabat untuk memberikan contoh yang baik, dan inilah yang ingin ditekankan Sarkozy.“

Namun apakah pemberhentian kedua pejabat itu cukup untuk meredam suara kritik? Pelanggaran yang dilakukan kedua pejabat yang dipecat itu masih terhitung biasa saja. Satu kasus di antaranya terkait pembelian cerutu luxus seharga Euro 12.000,- Euro yang dicatat sebagai biaya dinas. Sedangkan kasus lainnya, adalah penggunaan pesawat jet charteran seharga Euro 116.000,-, padahal ada layanan penerbangan yang jauh lebih murah untuk kepentingan dinas itu.

Sementara banyak orang menilai kedua pejabat itu dikorbankan untuk menutup skandal yang lebih besar. Kritikpun terdengar, bahkan dari fraksi konservatif. Anggota parlemen Nicolas Dupoont-Aignan, "Hal ini tidak bisa dibiarkan, bahwa dua pohon ditumbangkan untuk menyelamatkan seluruh hutan yang sudah sakit.“

Undang-undang Perancis menetapkan bahwa batasan Euro 4.600,- kepada individu yang ingin menyumbang dana untuk kampanye politik. Donasi tunai tak boleh melebihi Euro 150,-, selebihnya harus dibayar dalam bentuk cek atau transfer online, agar bisa diidentifikasi.

Deutschland Liliane Bettencourt L'oreal
Liliane Bettencourt, ahli waris yang memiliki 30% saham perusahaan kosmetik L'OrealFoto: picture-alliance/ dpa/dpaweb

Sumbangan Euro 150.000,- dari Bettencourt kepada kampanye Sarkozy itu, dilaporkan dibayar secara tunai. Belum lagi perusahaan kosmetik L'Oreal sejak tahun lalu terlibat dalam kasus penggelapan puluhan juta Euro uang pajak.

Sementara itu, mingguan bernada satir „ Le Canard Enchaîné“ terus menggulirkan skandal-skandal baru. Terakhir dilaporkan, bahwa sejumlah rumah dinas anggota kabinet digunakan oleh kerabat mereka. Oleh sebab itu, diperkirakan akan terjadi lebih banyak perubahan dalam pemerintahan Sarkozy ini.

DW/rtr/dpae/afp/Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk