1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130111 Krankenhäuser Hygiene

18 Januari 2011

Setiap tahun 4,1 juta pasien rumah sakit di Eropa terinfeksi bakteri MRSA. Kasus kematian akibat terinfeksi MRSA 37 ribu orang per tahun. Guna meningkatkan tingkat higienis rumah sakit, diupayakan pengawasan lebih ketat.

https://p.dw.com/p/zzF3
Bakteri Staphylococcus aureus yang diperbesar 4780 kali dengan mikroskop elektronFoto: picture-alliance/ dpa

Di seluruh Jerman setiap tahunnya sekiar 35 ribu pasien dan pekerja rumah sakit terinfeksi bakteri MRSA. Yakni bakteri tipe Staphylococcus aureus yang kebal terhadap beberapa jenis antibiotika, dan misalnya pada tindakan operasi dapat menyebabkan infeksi berat. Akibat meningkatnya penyebaran bakteri yang multiresisten tersebut di Rumah Sakit Universitas Essen menetapkan semua pasien yang akan dirawat harus menjalani prosedur pemeriksaan bakteri MRSA. Bagi Hanz Riebling prosedur yang singkat dan tidak sakit

"Dilakukan pengambilan sejumlah sampel. Kemudian saya dibawa ke sebuah kamar tertutup dan kulit saya diberi salep dan obat."

Pria berusia 66 tahun itu menghadapi operasi berat yakni amputasi separuh kaki untuk kedua kakinya, karena Heinz Riebling menderita diabetes. Tapi setelah hasil pemeriksaan di awal masa perawatannya di rumah sakit, operasi itu harus ditunda sampai perawatan antiseptik terhadap bakteri berbahaya MRSA pada kulitnya, menunjukkan kemajuan.

Riebling adalah satu dari 500 pasien di Rumah Sakit Universitas Essen yang diketahui mengidap bakteri MRSA. Calon pasien yang dari hasil pemeriksaan awal terbukti sebagai pembawa MRSA, kemudian dirawat terpisah di kamar isolasi. Ini upaya guna mencegah bakteri MRSA menular ke pasien lainnya. Selain itu juga memberikan peluang agar pembawa MRSA bersih dari bakteri tersebut dan kembali menjadi sehat. Demikian dikatakan kepala urusan higienis rumah sakit dan wakil ketua perhimpunan Jerman untuk higienis Profesor Walter Popp

"Alasan lainnya adalah perlindungan kerja. Kami ingin melindungi pekerja kami. Beberapa tahun terakhir asuransi mengakui meningkatnya infeksi MRSA sebagai penyakit akibat risiko kerja."

MRSA, bakteri yang resisten terhadap beberapa antibiotika tersebut dapat menyebabkan penyakit serius. Oleh sebab itu rumah sakit-rumah sakit semakin mendapat tekanan. Gugatan ganti rugi akibat kurangnya higienis dan pemeriksaan biaya perawatan oleh perusahaan asuransi bukan lagi hal yang jarang. Selain itu muncul rasa tidak aman yang besar di kalangan pasien dan pekerja rumah sakit, karena tidak ada yang tahu apakah pasien yang baru masuk terinfeksi MRSA atau tidak. Professor Walter Popp

"Jika kami mengetahui dengan cepat adanya pembawa MRSA dalam perawatan di rumah sakit, maka kami tahu bahwa dialah yang membawa MRSA dan bukan disebabkan oleh rumah sakit. Kami memperkirakan 80 persen kasus MRSA terjadi karena hal itu. Untuk jangka panjang kami bahkan dapat menghemat, karena berkurangnya kasus infeksi MRSA."

Namun menurut Profesor Dr. Andreas Mügge di Rumah Sakit Universitas Bochum, upaya memerangi secara luas bakteri MRSA sementara ini masih gaga,l akibat sarana perlengkapan rumah sakit. Karena hanya dengan pemeriksaan infeksi MRSA pada pasien yang akan dirawat tidak cukup. Logistik di rumah sakit juga harus dijaga dan tahu apa yang harus dilakukan dengan pasien yang diisolasi. Mereka tidak bisa dikirim pulang, mereka mungkin juga harus menjalani operasi dan menginap. Logistik semacam itulah yang pertama-tama perlu dikembangkan. Demikian dikatakan kepala divisi perawatan di Rumah Sakit Universitas Bochum, Andreas Mügge.

Almut Horstmann/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan