1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdana Menteri Malaysia Mengundurkan Diri

Edith Koesoemawiria2 April 2009

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi telah mengundurkan diri. Penggantinya, Wakil Perdana Menteri Najib Razak, akan dilantik menjadi perdana menteri pada hari Jumat (03/04).

https://p.dw.com/p/HOt4
Abdullah Ahmad Badawi (kanan) bersama Najib RazakFoto: AP

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi meletakan jabatannya hari Kamis (02/04) setelah surat pengunduran dirinya diterima oleh Raja Malaysia Tuanku Mizan Zainal Abidin. Langkah ini membuka jalan untuk pelantikan wakilnya, Najib Razak, sebagai perdana menteri yang baru. Menurut keterangan resmi, Najib akan dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang keenam pada hari Jumat (03/04) di istana.

Najib Razak adalah seorang ekonom didikan Inggris yang telah lama berkutat di bidang politik. Keluarganya merupakan salah satu dinasti politik Malaysia. Seperti dikatakan Premesh Chandran dari koran internet, Malaysia Kini, “Najib datang dari keluarga yang secara tradisional berkutat dalam politik. Ayahnya adalah perdana menteri kedua di Malaysia. Najib terjun ke kancah politik ketika berusia 21 tahun, ketika ayahnya meninggal pada tahun 1976 dan sejak lima tahun terakhir, menjadi wakil perdana menteri.”

Najib Razak Maret lalu terpilih sebagai Ketua UMNO, United Malays National Organisation, setelah Abdulah Badawi menyatakan tidak akan mencalonkan dirinya lagi. Selama ini, semua Ketua UMNO kemudian diangkat menjadi perdana menteri.

Mantan Perdana Menteri Abdullah Badawi, yang juga dikenal sebagai Pak Lah, memangku jabatannya sekitar lima tahun setelah mengambil alih posisi mentornya, Mahathir Mohamad, pada bulan November 2003. Mahathir Mohammad yang sebelumnya mendukung Badawi, belakangan merupakan salah seorang pengritiknya yang terbesar. Secara terbuka, ia menyatakan bahwa pilihannya dulu mendukung Badawi merupakan kesalahan dan berulangkali ia menuntut agar Badawi mundur.

Namun akhirnya Badawi terpaksa mundur ketika tahun 2008 lalu, koalisi partai Barisan Nasional, dimana UMNO merupakan anggota terbesar, gagal meraih duapertiga kursi parlemen. 82 dari 222 kursi parlemen Malaysia dimenangkan partai oposisi.

Disebutkan, perdana menteri baru Malaysia nanti akan memfokus upaya mempersatukan semua etnisitas yang membentuk Malaysia. Program ini terkait dengan kekalahan partai UMNO di pemilu lalu akibat berpindahnya pendukung non-pribumi ke partai-partai oposisi. Selama ini UMNO mewakili mayoritas warga Muslim Malaysia yang merupakan sekitar 60% populasi dan mendominasi pemerintahan.

Selain isu-isu skandal yang melekat, pengamat politik Malaysia menilai masalah terbesar yang dihadapi Najib Razak adalah ekonomi Malaysia yang sedang menghadapi resesi terberat setelah krisis ekonomi Asia Tenggara sepuluh tahun lalu.

(EK/rtr/afpe/dpa)

Yuniman Farid