1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perhimpunan Muslim Jerman Keluarkan Pernyataan Bersama

25 Agustus 2006

Teror tidaklah sejalan dengan Islam dan merupakan ancaman bagi manusia seluruh nya.

https://p.dw.com/p/CPCO
Jihad Hamad (kiri) dan Youssef Mohamad (kanan), dua tersangka teror bom kereta api di Jerman
Jihad Hamad (kiri) dan Youssef Mohamad (kanan), dua tersangka teror bom kereta api di JermanFoto: picture-alliance/ dpa

"Bukan atas nama kami!" – demikian bunyi pernyataan bersama yang dikeluarkan wakil-wakil perhimpunan muslim di Jerman, mengecam rencana serangan di kereta api regional daerah sekitar Köln. Pada saat bersamaan mereka juga mengimbau pihak yang berwenang dan masyarakat umum agar tidak menyama-ratakan semua warga muslim. Selain itu langkah-langkah pengamanan hendaknya tidak membatasi kebebasan warga.

Belum pernah terjadi, ada sedemikian banyak wakil kelompok muslim di Jerman yang bersedia memberikan pernyataan bersama. Salah satu alasannya, serangan teror di Jerman tentunya juga membahayakan kaum muslim. Selain itu, suasana umumnya terhadap kaum muslim di Jerman belakanan ini semakin buruk.

Ini bukan hanya pendapat Ali Kizilkaya, ketua Dewan Islam Jerman, yang mengatakan:

"Sayangnya suasana sudah begitu buruk. Kami semakin merasakan tekanan psikologis, termasuk kecurigaan terhadap warga muslim. Dalam perdebatan politik dapat diamati, adanya sikap yang tidak adil dan direncanakannya langkah yang berlebihan. Seperti, kaum muslim harus lebih diamati, diberlakukannya pelacakan dengan menyaring data. Menjadi warga muslim saja sudah suatu alasan untuk disaring. Ini sangat meresahkan dan tidak patut dilakukan terhadap warga muslim yang hidup damai disini sejak hampir setengah abad. Ini harus diperhatikan."

Warga Jerman dan masyarakat serta pihak yang berwenang harus lebih erat bekerja sama. Pendapat ini bahkan juga dikemukakan oleh wakil dari "Milli Görus" – organisasi muslim yang sejak bertahun-tahun diamati oleh Badan perlindungan Konstitusi.

Ayman Mazyek, Sekjen "Dewan Muslim Di Jerman" menilai, sudah sepatutnya warga muslim menentang teror dan bekerjasama dengan pihak yang berwenang:

"Kami harap, kesediaan untuk menyebutkan adanya kecenderungan ekstremis – yang adalah kewajiban sebagai warga muslim, dilakukan dengan keyakinan sendiri dan bukan karena takut pada lembaga tertentu. Kami ingin melakukannya atas keyakinan, juga untuk melindungi diri. Bagaimana menciptakan keamanan lebih besar? Ini yang selalu ditanyakan. Keamanan dapat dicapai dengan menjelaskan, bukan kaum muslim yang menjadi masalah, melainkan bahwa kaum muslim adalah bagian dari jalan pemecahannya."

Para peserta pertemuan sepakat, bahwa kaum muslim di Jerman hidup dengan damai, tetapi dialog antarmasyarakat harus diintensifkan dan demikian pula upaya integrasi kedua pihak harus ditingkatkan.

Dalam kesempatan itu ditandaskan pula bahwa upaya melakukan serangan di kedua kereta api itu tidak dilakukan oleh pemuda yang tumbuh menjadi dewasa di Jerman, melainkan oleh mahasiswa asal Libanon. Jadi tidak pada tempatnya untuk menyalahkan warga muslim di Jerman atau salah satu mesjid tertentu yang dikunjungi oleh para pelaku. Seperti halnya universitas tempat mereka kuliah pun tidak dapat dikatakan ikut bersalah.