1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Peringatan Satu Tahun Pemerintahan SBY Diwarnai Unjuk Rasa

20 Oktober 2010

Unjuk rasa digelar di sejumlah kota, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Palu, Makassar dan Bogor. Diantara para demonstran terdapat para korban pelanggaran HAM yang datang ke depan istana untuk menagih janji Presiden.

https://p.dw.com/p/Pie3
Demonstran di sekitar Istana Negara dibubarkan dengan semprotan meriam airFoto: AP

Di Jakarta, gelombang unjuk rasa terpusat di depan Istana Negara. Unjuk rasa memprotes satu tahun pemerintahan Yudhoyono ini, digelar di tengah kekhawatiran terjadinya aksi anarkis, setelah munculnya isu penggulingan presiden yang berhembus di sejumlah media. Namun di Jakarta, di tengah kawalan hampir 20 ribu polisi, hanya terjadi kericuhan kecil antara polisi dan pengunjuk rasa saat ribuan demonstran menyampaikan tuntutanya.

Hujan yang sempat turun di awal unjuk rasa, tampaknya ikut mendinginkan suasana sekaligus menghambat rencana pemrotes menurunkan massa yang lebih besar. Para pengunjuk rasa yang terdiri dari sejumlah kelompok aksi, tegas menyebut pemerintahan Yudhoyono gagal menjalankan mandat, terutama dalam mensejahterakan rakyat, dan memberantas korupsi.

Salah seorang demonstran menjelaskan alasannya, “Kegagalan di bidang pemerintahan, terjadi konflik antar lembaga negara. Kegagalan di bidang ekonomi, dimana-mana kemiskinan menyebar luas. Dan subsidi untuk rakyat itu dicabut. Jadi kita tidak bisa berharap banyak dari rezim anti rakyat ini. Kalau kita berkumpul di sini dikatakan makar, itu adalah konstitusional kawan-kawan. Sebuah pemerintahan yang dipilih oleh rakyat, layak diganti oleh rakyat kembali. Karena pemerintahan dipilih untuk memperjuangkan harapan-harapan dan hidupnya rakyat”

Di antara para demonstran terdapat para korban pelanggaran HAM yang datang ke depan istana untuk menagih janji Presiden. Mereka menggelar apa yang mereka sebut sebagai “pasar lupa”. Isinya, deretan lapak, berpayung hitam, yang berisi gambar-gambar dan poster sejumlah kasus pelanggaran HAM, mulai kasus 65, peristiwa Tanjung Priok, kasus Talangsari, hingga kasus penculikan aktivis. Ini ditujukan untuk mengkritik pemerintahan Yudhoyono yang dianggap “lupa dan mengabaikan” janji menuntaskan kasus pelanggaran HAM. Usman Hamid dari Kontras yang mendampingi para korban menyebut hal ini sebagai preseden buruk pemerintah di masa mendatang.

Ini adalah unjuk rasa terbesar ketiga yang dihadapi Yudhoyono sejak dilantik sebagai presiden untuk ke dua kalinya. Sebelumnya, SBY menghadapi aksi anti korupsi yang dipicu kasus Cicak Buaya akhir tahun 2009, dan unjuk rasa 100 hari pemerintahan Yudhoyono yang melibatkan ribuan massa.

Zaki Amrullah
Editor: Ziphora Robina