1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perjanjian Lissabon Akhirnya Diratifikasi Seluruh Anggota

4 November 2009

Selasa (03/11), Presiden Ceko Vaclav Klaus menandatangani Perjanjian Lissabon. Dengan ratifikasi tersebut perjanjian reformasi UE, seperti diharapkan dapat berlaku paling lambat sampai akhir tahun 2009 ini.

https://p.dw.com/p/KOXF
Presiden Ceko Vaclav Klaus memberikan keterangan pers setalah menandatangani Perjanjian LissabonFoto: AP

Selasa (03/11), Presiden Ceko Vaclav Klaus adalah kepala negara anggota Uni Eropa yang paling akhir menandatangani Perjanjian Lissabon. Dengan ratifikasi tersebut perjanjian reformasi UE, seperti diharapkan dapat berlaku paling lambat sampai akhir tahun 2009 ini.

Di Brussel, Belgia, masa penantian tersebut jelas merupakan masa-masa sulit. Sejak lahirnya konvensi konstitusi Eropa itu delapan tahun lalu, undang-undang reformasi Uni Eropa tersebut banyak mengalami pukulan. Jo Leinen anggota parlemen dari fraksi Sosial Demokrat Parlemen Eropa mengatakan, „Itu benar-benar kelahiran yang sulit. Tidak ada seorang pun yang tahun 2001 berpikir akan sebanyak itu hambatan yang akan terjadi."

Tapi kini semua dapat berjalan sangat cepat. Diharapkan Perjanjian Lissabon sudah dapat berlaku tanggal 1 Desember mendatang. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menekankan saat kunjungannya di Belgia, "Perjanjian Lissabon tidak hanya bermanfaat bagi masing-masing negara di Eropa melainkan juga baik untuk seluruh Eropa."

Sekarang sudah jelas rencana lama, yakni format baru untuk Komisi Eropa sudah dapat dilakukan. Menurut Perjanjian Lissabon, untuk selanjutnya setiap negara akan memiliki satu komisaris. Anggota Parlemen Eropa dari fraksi Liberal Jorgo Chatzimarkakis puas karena kini situasinya jelas. „Kini kita tahu perjanjian itu akan berlaku dan berapa banyak jumlah komisaris. Sekarang semua proses yang seharusnya dilakukan sejak lama, dapat berlangsung, yakni dengar pendapat komisaris-komisaris baru. Sangat penting, agar Komisi yang baru dapat memulai tugasnya.“

Dengan berlakunya Perjanjian Lissabon Uni Eropa juga masih kekurangan dua calon untuk dua jabatan utama yang baru, yakni seorang pimpinan tetap Dewan Uni Eropa dan pejabat khusus urusan luar negeri seperti jabatan Menteri Luar Negeri Uni Eropa. „Itu tentu saja pertanyaan yang paling menegangkan, tapi menurut perkiraan saya belum dapat diputuskan." Demikian dikatakan Markus Ferber, anggota fraksi Konservatif pada Parlemen Eropa. Penentuan nama untuk jabatan tersebut akan dibicarakan di antara ke-27 kepala negara dan pemerintahan anggota Uni Eropa. Dengan ratifikasi yang dilakukan Presiden Ceko Vaclav Klaus, calon untuk jabatan tersebut juga mulai dibahas secara resmi.

Setelah dokumen ratifikasi Ceko kini juga dikirim ke Roma, dimana semua Perjanjian Lissabon yang telah diratifikasi oleh negara anggota Uni Eropa lainnya dikumpulkan, kini diharapkan Ketua Dewan Eropa Swedia akan menyerukan sidang istimewa pertengahan November ini untuk membahas masalah-masalah terakhir sebelum berlakunya Perjanjian Lissabon.

Susanne Henn/Dyan Kostermans

Editor: Yuniman Farid