1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Persiapan Pemilu di Hongkong

Claudia Blume24 Maret 2007

Minggu (25/03) pemilu diadakan di Hongkong. Ada calon dari kubu demokratis yang giat menyampaikan visi dan rencananya dalam kampanye. Tetapi hasil pemilu sebenarnya sudah jelas.

https://p.dw.com/p/CItr

Beberapa bulan sebelum Hongkong memasuki tahun ke 10 pemisahannya dari Inggris dan pengembaliannya ke Cina, kawasan otonomi itu telah mengambil langkah menuju demokrasi yang lebih besar. Anggota parlemen yang pro demokrasi, Alan Leong menantang pemimpin Hongkong yang sekarang, Donald Tsang, yang kembali mencalonkan diri.

Dalam sebuah kampanye, Leong mengatakan pencalonannya adalah langkah penting dalam menghadapi tujuan utama yaitu hak memilih secara langsung. Ia menambahkan, sekarang untuk pertama kalinya sejak Hongkong kembali ke tangan Cina 1997 lalu, seorang calon yang dipilih secara demokratis bisa menantang pemegang kekuasaan yang mendapat dukungan Beijing.

Hasilnya Sudah Jelas

Tetapi hasil pemilu yang akan diadakan Minggu besok bisa dibilang sudah jelas, bahkan sebelum prosesnya dimulai. Donald Tsang dijamin akan berhasil mempertahankan posisinya.

Tujuh juta rakyat Hongkong tidak dapat memilih calonnya secara langsung. 800 anggota komite elit, yang terdiri dari pemimpin perusahaan dan orang profesional lain mewakili rakyat Hongkong dalam memberikan suara. Ke 800 anggota komite itu sudah mendapat persetujuan partai komunis Cina. Dan sebagian besar dari mereka mendukung Donald Tsang. Sebagian besar rakyat Hongkong juga menyukai Tsang. Mereka menyetujui langkah-langkah yang diambilnya, sejak pendahulunya yang sangat tidak populer, Tung Chee-Hwa turun dari jabatan dua tahun lalu.

Tuntutan Rakyat

Tetapi banyak warga Hongkong tetap gusar, karena tidak diijinkan memberikan suara sendiri dalam pemilu. Hari Minggu lalu ribuan orang berdemonstrasi di jalan-jalan, menuntut pemberian suara secara langsung. Seorang pemuda berkata, sampai saat ini belum ada pemilu yang sungguh-sungguh bagi rakyat Hongkong. Cuma 800 orang yang boleh memilih. Karena itu mereka berdemonstrasi, karena kami menginginkan hak demokratisnya.

Saat penerimaan kembali oleh Cina 1997 lalu, pemerintah di Beijing berjanji kepada rakyat Hongkong, mereka boleh memilih sendiri anggota parlemen dan pemimpinnya. Tetapi pemerintah Cina sampai sekarang belum memberikan jadwal, kapan hal itu akan dilaksanakan.

Pertimbangan Kubu Demokrat

Sebagian anggota kubu demokrat beranggapan, pencalonan Alan Leong tambah memperburuk situasi, karena memberikan legitimasi kepada proses pemilihan yang tidak demokratis. Di lain pihak ada juga yang mengatakan, pencalonan Leong menjadi wadah penting untuk menuntut keinginan mereka.

Ivan Choy, seorang pengamat politik pada Universitas Cina di Hongkong mengatakan, penempatan calon dari kubu demokrasi salah satunya penting, karena dengan cara itu mereka dapat berdebat dengan Donald Tsang. Contohnya di televisi dan di depan publik. Dalam debat ini orang bisa menuntut Tsang untuk membuat janji dan komitmen untuk merenofasi politik. Tsang berjanji untuk mengusahakan pemilihan secara langsung, jika ia terpilih kembali. Sementara pengamat politik Ivan Choy mengatakan, Tsang sebenarnya terjepit antara kubu demokrat, penguasa di Beijing dan pemimpin perekonomian yang pro Beijing di Hongkong. (ml)