1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090711 Deutschland Entwicklungspolitik Afrika

Dyan Andriana Kostermans12 Juli 2011

11-14/07 Kanselir Jerman Merkel melawat ke Angola, Kenya dan Nigeria. Tema utama kunjungannya, kepentingan ekonomi. Tapi warga benua yang kaya sumber daya alam tsb justru yang paling sedikit menikmatinya.

https://p.dw.com/p/11tCE
Program bantuan pembangunan Jerman di AfrikaFoto: picture-alliance/ dpa

Jarang ruang sidang parlemen Jerman dihadiri begitu banyak tamu dari Afrika, seperti saat berlangsungnya Konferensi di Berlin awal Juli lalu. Temanya mengenai pandangan Afrika terhadap pembangunan berkelanjutan sejak KTT lingkungan dan pembanguan di Rio de Janeiro Brazil tahun 1992. Tuan rumah konferensi itu adalah Fraksi Uni Kristen CDU/CSU. Pakar untuk politik lingkungan dan pembangunan Christian Ruck pernah melakukan riset lama di Afrika tentang efek ekonomis taman lindung nasional di negara-negara berkembang.

Jadi bukan tanpa alasan jika pakar seperti Ruck bertanya mengapa meskipun situasi yang mirip dengan negara-negara Asia Tenggara, di Afrika dalam setengah abad terakhir perkembangan yang dicapai terlalu sedikit? Mengapa kekayaan alam dan sumber daya Afrika hanya sedikit dapat dinikmati warganya? Solusi masalah Afrika tidak dapat datang dari luar apakah itu dari Eropa, Amerika Serikat, Cina ataupun India "Melainkan solusi yang terutama berfungsi adalah yang langsung berasal dari Afrika sendiri, yang berasal dari kebutuhan dan kondisi regional dan lokal, dari politik Afrika.“

Duta besar Ruanda untuk Jerman Christine Nkulikiyinka berpandangan serupa. Pakar ekonomi itu lulusan Universitas Ludwigshafen dan tahun 2006-2009 bekerja sebagai penasihat di Jerman. "Kami punya solusi lokal sendiri yang mungkin bagi para ilmuwan di Eropa tidak dapat dibayangkan, tapi lebih cocok untuk mengatasi masalah kami. Kami harus mempertahankan tradisi kami dan tidak dapat menyerap semua yang datang dari luar untuk maju.“

Peringatan untuk melakukan perubahan cara pandang yang luas juga disampaikan pimpinan Bank Pembangunan Afrika Donald Kaberuka. Pakar dari Ruanda itu dikenal sebagai pionir pembangunan kembali Ruanda pasca perang saudara tahun 1990-an. Dalam masa jabatannya sebagai menteri keuangan tahun 2005 diberikan penghapusan hutang untuk negara-negara berkembang yang dililit hutang tinggi "Pengertian kami tentang bantuan adalah bahwa program bantuan yang baik harus punya akhir. Kami harus mengupayakan perdagangan dan investasi, menciptakan infrastruktur yang baik dan mengembangkan potensi ekonomi."

Seruan itu juga ditujukan Kaberuka terhadap tanggung jawab masing-masing negara-negara di Afrika. Negara donor dalam program kerjasama pembangunan senang menyebut-nyebut pimpinan pemerintahan yang baik, yang pada kenyataannya jauh dari situ. Tapi di sisi lain Direktur Bank Pembangunan Afrika tersebut, juga meminta sikap adil dari pemerintahan dan perusahaan asing jika menyangkut pengelolaan sumber bahan dasar mentah, terutama gas dan minyak bumi.

Di masa lalu berlaku peraturan perusahaan-perusahaan yang aktif di Afrika harus merahasiakan secara luas aktivitas bisnisnya. Keuntungan dari kekayaan alam sering hanya dinikmati kelompok pribumi elit yang korup dan perusahaan yang semena-mena. Di masa depan itu harus berubah terlepas apakah mitra bisnisnya dari Eropa, Amerika , Cina atau India.

Marcel Fürstenau/Dyan Kostermans

Editor Hendra Pasuhuk