1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KeragamanJerman

Pertama Kali, Frankfurt akan Nyalakan Lampu Hias Ramadan

7 Maret 2024

Untuk pertama kali, Kota Frankfurt di Jerman akan merayakan bulan suci Ramadan dengan menghias jalan raya utama dengan lampu-lampu bulan sabit, bintang, dan lentera. Umat muslim setempat sambut baik langkah baru ini.

https://p.dw.com/p/4dFJF
Lampu hias di jalanan Frankfurt selama Ramadan.
Komunitas Muslim Frankfurt sambut baik keputusan untuk memasang lampu-lampu hias selama bulan Ramadan.Foto: Boris Roessler/dpa/picture alliance

Untuk pertama kalinya, kota Frankfurt ingin mengirimkan pesan perdamaian dan kebersamaan selama bulan suci Ramadan di Jerman, menghiasi jalan utama dengan lampu-lampu bulan sabit, bintang-bintang dan dekorasi lainnya, demikian dilaporkan media Jerman pada hari Selasa (05/03).

Jalan Grosse Bockenheimer yang merupakan jalur pejalan kaki di Frankfurt, tempat banyak kafe-kafe dan restoran berada, akan menampilkan papan nama besar yang bertuliskan "Selamat Ramadan!" dan lampu-lampu hias lainnya, selama bulan puasa, yakni dari tanggal 10 Maret hingga 9 April,

"Ramadan adalah bulan di mana orang-orang merenungkan apa yang benar-benar penting dalam hidup, seperti masih adanya makanan untuk dimakan, tempat berteduh, serta kedamaian dan kenyamanan bersama keluarga, teman dan sanak saudara," ujar Ketua Dewan Kota Hilime Arslaner.

"Saya senang bahwa pesan-pesan perdamaian selama bulan Ramadan ini akan terlihat di Frankfurt," tambah Arslaner.

Walikota Frankfurt, Nargess Eskandari-Grünberg, juga mengungkapkan bahwa pesan-pesan seperti ini sangat penting terutama di masa-masa eskalasi peperangan dan krisis, seraya menambahkan bahwa "ini adalah cahaya kebersamaan, untuk melawan prasangka, diskriminasi, rasisme anti-muslim dan juga antisemitisme."

Muslim Frankfurt sambut baik langkah kebersamaan ini

Dengan populasi hampir 800.000 jiwa, kota Frankfurt merupakan kota terbesar kelima di Jerman (setelah Berlin, Hamburg, München, dan Köln). 

Selain menjadi pusat dari sektor keuangan Jerman, Frankfurt juga merupakan salah satu kota multikultural yang paling membanggakan di Jerman, dengan jumlah muslim sekitar 15% dari total populasinya, yakni sekitar 100.000-150.000 jiwa.

Mohamed Seddadi, ketua Komunitas Muslim Frankfurt, salah satunya, menyambut baik langkah baru dari Frankfurt tersebut dengan menyebutnya sebagai langkah "yang berarti bagi umat Islam," seraya mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa "kita semua adalah bagian dari satu kesatuan."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Meskipun hiasan-hiasan lampu pada jalanan itu hal yang umum dari bagian perayaan keagamaan umat Kristiani, terutama pada saat Natal, umat Islam di negara-negara Barat juga semakin banyak yang mulai menghias rumah dan bangunan mereka selama bulan Ramadan, ungkap Raida Chbib, kepala Akademi untuk Islam dalam Penelitian dan Masyarakat (AIWG) di Universitas Goethe di Frankfurt.

Oleh karena itu, rencana perayaan Ramadan di Frankfurt ini meminjam elemen-elemen dari tradisi Islam dan Kristen.

"Saya senang dengan adanya pengakuan terhadap umat Islam," kata Naweed Ahmad, juru bicara Komunitas Muslim Ahmadiyah.

Arsitektur Islam Eropa Diabadikan dalam Buku Foto

CDU serukan adanya ruang bersama untuk semua agama

Yannick Schwander, perwakilan dari Partai Kristen Demokrat (CDU) di kota tersebut, mengatakan bahwa dana untuk hiasan lampu Natal di Frankfurt berasal dari asosiasi perdagangan dan dana sumbangan.

Menurutnya, pendanaan kota untuk hiasan lampu-lampu jalanan semacam itu seharusnya tidak hanya untuk satu agama.

"Kami berpendapat bahwa jika dana seperti itu ada, maka pendanaan itu harus melayani semua komunitas agama di Frankfurt," ungkap Schander, dikutip dalam laporan lembaga penyiaran lokal HR.

Walikota Eskandari-Grünberg mengatakan bahwa biaya untuk menerangi kota ini mencapai €75.000 (sekitar Rp1,2 miliar).

kp/ (KNA, EPD, dpa)