1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertempuran di Israel dan Libanon Berlanjut

17 Juli 2006

Pertempuran antara Israel dan Hisbollah belum mencapai puncaknya. Situasi dua hari mendatang akan sangat menentukan.

https://p.dw.com/p/CPDI
Serangan Israel ke Beirut, Jumat (14/7)
Serangan Israel ke Beirut, Jumat (14/7)Foto: AP

Situasi di kedua negara tersebut tergantung apakah Teheran mengijinkan milisi Syiah untuk menggunakan roket dengan daya jangkau jauh dan daya ledak yang lebih besar.

Analisa pakar militer harian ‘Haaretz’ ini juga sesuai dengan perkiraan angkatan bersenjata Israel. Menurut seorang juru bicara militer, dalam beberapa hari terakhir ini sekitar 25 persen kapasitas militer milisi pro Iran telah dihancurkan.

Masih menurut pihak keamanan Israel, milisi Hisbollah masih menguasai jumlah terbatas roket dari produksi Iran yang bisa mengenai sasaran hingga jarak 200 kilometer. Dengan demikian, Tel Aviv dan kota-kota sekitarnya dapat terkena.

Keputusan penggunaan senjata sejenis itu melawan Israel berada di tangan Iran. Roket tersebut dikatakan dikirim dari Iran dan Suriah ke Hisbolah setiap minggunya melalui bandar udara Beirut. Suriah mengirimkan senjata kepada kelompok milisi karena Damaskus yakin bahwa Hisbollah berperan sebagai sejenis tentara cadangan bagi keadaan darurat di Libanon.

Menteri Transportasi Israel Shaul Mofas yang di bawah pemerintahan Sharon menjabat sebagai Menteri Pertahana selama lima tahun, juga menyalahkan Suriah atas serangan roket hari Minggu kemarin.

Shaul Mofas : “Kesan saya dari lokasi kejadian adalah, bahwa ini bukan mengenai sebuah Katyusha. Peluru logam kecil yang dapat dilihat disini membuktikan bahwa ini adalah senjata Suriah. Kami tahu bahwa beberapa tahun terakhir ini Suriah menyuplai Hisbollah amunisi untuk roket 220 milimeter, dan sebagian untuk M220 atau Hurricane 200.”

Hari Minggu malam, milisi Hisbollah menyerang Nazareth dan Afula dengan roket. Sekitar pukul 11 malam, untuk pertama kalinya terdengar ledakan di kota-kota Israel yang setidaknya berjarak 50 kilometer dari perbatasan dengan Libanon di wilayah Selatan. Dalam serangan tersebut tidak ada korban nyawa yang jatuh.

Tidak lama kemudian, angkatan udara Israel menyerang lebih dari 50 sasaran di Libanon. Diantaranya yang kembali menjadi sasaran adalah tempat penyimpanan bahan bakar bandar udara Beirut. Lokasi radar Hisbollah juga dikatakan hancur. Setidaknya 17 orang tewas, setengahnya adalah warga sipil. Berdasarkan pernyataan angkatan bersenjata Israel serangan terhadap Haifa hari Minggu kemarin juga melibatkan tentara Libanon.

Sementara berdasarkan pernyataan Menteri Luar Negeri Israel Zippi Livni melalui keterangan Timur Tengah negara peserta KTT G 8 di St. Petersburg, Israel merasa dibenarkan secara diplomatis.Tanggung jawab atas konflik yang ada berada pada ‘elemen ekstrimis’. Jalan keluar konfrontasi bergantung pada pembebasan tentara Israel. Untuk itu serangan roket terhadap Israel harus dihentikan dan Hisbollah harus dilucuti senjatanya.