1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas dan Israel Kembali Saling Tembakkan Roket

8 Agustus 2014

Hamas dan Israel saling menembakkan roket setelah gencatan senjata tiga hari berakhir Jumat (08/08), dan negosiasi di Kairo tentang perbatasan mandek.

https://p.dw.com/p/1CrFJ
Perbatasan antara Gaza dan Mesir di RafahFoto: picture alliance/AP Photo

Militer Israel mengatakan, sedikitnya 10 roket ditembakkan ke Israel setelah gencatan senjata tiga hari berakhir Jumat pukul 8 pagi waktu setempat. Militer Israel menyatakan, mereka membalas serangan Hamas tersebut.

Sebelumnya, seorang pimpinan senior Hamas menyatakan, mereka tidak akan melanjutkan gencatan senjata. Ia mengatakan juga, Israel telah menolak semua tuntutan Hamas dalam pembicaraan yang dimediasi Mesir, termasuk jaminan bahwa perbatasan Gaza akan dibuka.

Pembicaraan di Kairo diadakan setelah pertempuran antara Israel dan Hamas berlangsung sebulan. Serangan Israel atas Gaza sejauh ini menewaskan 1.900 warga Palestina, melukai lebih dari 9.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi. Sementara di pihak Israel 67 orang tewas, tiga di antaranya tentara. Dalam sebulan terakhir, kaum militan di Gaza menembakkan ribuan roket ke wilayah Israel.

Mesir usul tembakan tetap dihentikan

Tidak jelas, apakah penembakan roket Jumat pagi oleh Hamas serta penolakan untuk melanjutkan gencatan senjata adalah taktik negosiasi atau awal pertempuran selanjutnya. Menurut laporan sebuah media Palestina, Mesir telah mengusulkan agar kedua belah pihak tetap menghentikan tembakan selama beberapa hari agar negosiasi bisa dilanjutkan.

Sebelum berakhirnya gencatan senjata Jumat pagi, delegasi Palestina dan mediator Mesir mengadakan pertemuan sepanjang malam di Kairo. Delegasi Israel meninggalkan Kairo Jumat pagi, demikian keterangan seorang pejabat pelabuhan udara yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Pembicaraan di Kairo berfokus pada kesepakatan perbatasan baru bagi wilayah Jalur Gaza, termasuk pencabutan blokade oleh Israel dan Mesir, juga rekonstruksi wilayah yang hancur. Israel dan Mesir memperkuat blokade sejak Hamas mengambil alih kekuasaan di Gaza tahun 2007. Israel menyatakan, bersedia mempertimbangkan pelonggaran restriksi perbatasan, tetapi menuntut agar Hamas menyerahkan senjata. Tuntutan itu ditolak Hamas.

Hamas tidak bersedia serahkan senjata

Hamas menyatakan bersedia menyerahkan sebagian kekuasaan di Jalur Gaza kepada saingannya, yaitu Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk memimpin sejumlah upaya pembangunan. Tapi Hamas tidak bersedia menyerahkan senjata dan menyerahkan kuasa atas lebih dari seribu orang bersenjata. Israel menyatakan perlu menutup perbatasan ke Gaza, selama Hamas berusaha menyelundupkan senjata ke Gaza.

Penutupan perbatasan menyebabkan kesulitan di Jalur Gaza. Pergerakan warga dari wilayah itu dibatasi, perkembangan ekonomi terhambat dan pengangguran mencapai lebih dari 50%.

ml/cp (ap, afp)