1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pesepakbola Terbaik Eropa 2013

Joscha Weber30 Agustus 2013

Franck Ribery terpilih sebagai pemain terbaik di Eropa tahun ini. Ia berhasil mencapai apa yang ia inginkan selama ini. Yakni, pengakuan atas prestasinya.

https://p.dw.com/p/19Yx7
epa03842125 French player Franck Ribery of FC Bayern Munich poses with his UEFA's Best Player in Europe 2012/2013 award at Grimaldi Forum, Monte Carlo, Monaco, 29 August 2013. EPA/SEBASTIEN NOGIER
Franck Ribery wird Spieler des JahresFoto: picture-alliance/dpa

Franck Ribery dibesarkan di Boulogne-sur-Mer, kota pelabuhan di Perancis yang dulu memiliki tingkat pengangguran tinggi. Ia mengalami masa-masa sulit di usia muda. "Asal-usul saya mengajarkan untuk terus rendah hati."

Khususnya kejadian di saat ia baru berusia dua tahun. Akibat kecelakaan mobil, luka parah masih membekas di wajah Ribery hingga sekarang. Ia mendapat julukan tidak menyenangkan. Mulai dari "Scarface" hingga "Frankenstein". Tidak jarang Ribery membalas ejekan dengan pukulan.

Jenius Bola dan "Gangguan Pertumbuhan"

Ribery mulai bermain bola di usia enam tahun. Bakatnya sudah tampak sejak awal. Namun, upaya pertamanya di pusat pelatihan sepakbola di Lille dan klub liga tiga di Alés tidak membuahkan sukses. Menurut para dokter yang memeriksanya, Ribery mengalami "perlambatan pertumbuhan tubuh". Ia harus kembali ke Boulogne-sur-Mer dan bekerja sebagai kuli bangunan.

Kontrak pertamanya ia peroleh tahun 2004 di FC Metz. Prestasinya cemerlang tapi ia dipecat setelah terlibat dalam perkelahian di sebuah klub malam. 2005 ia pindah ke Galatasaray Istanbul. Di tahun yang sama ia meraih gelar pertamanya : Piala Turki. Awal musim 2005/2006 Galatasaray tidak mampu lagi menggaji Ribery dan Olympique Marseille akhirnya yang menjamin kelangsungan karirnya.

Franck Ribery wird Spieler des Jahres
Franck Ribery sukses bersama Bayern MünchenFoto: picture-alliance/dpa

Kembali ke Perancis, Ribery dengan cepat menjadi pemain andalan. Pemain yang tahun 2002 memeluk agama Islam karena menikah dengan istrinya, cepat menjadi kesayangan penggemar bola. Tingginya yang hanya 1,70 meter dan berat 72 kilogram memudahkannya bergerak secara gesit dan luwes. Ia menjadi terkenal tidak hanya di Perancis saja.

Sekali München, Tetap München

Juni 2007 FC Bayern akhirnya menggaet Ribery. 2008 ia meraih "double" : juara Bundesliga dan Piala Jerman. Di musim itu ia mencetak 11 gol dalam 28 pertandingan. Ribery juga terpilih sebagai pesepakbola terbaik Jerman dan Perancis untuk tahun tersebut.

Musim 2012/2013 menjadi puncak karirnya. Selain juara Bundesliga dan Piala Jerman, Bayern juga memenangkan Piala Liga Champions. Ribery memainkan peran besar atas sukses itu. Setelahnya, ia memperpanjang kontrak di München hingga 2017.

Masalah demi Masalah

Keberhasilannya di Bayern tidak diiringi sukses di timnas Perancis. 27 Mei 2006 adalah penampilan perdana Ribery dengan Equipe Tricolore. Namun, di Piala Dunia 2010 timnas Perancis tenggelam dalam lubang krisis. Perancis sudah tersingkir di babak penyisihan grup. Ribery mendapat kritik tajam karena dianggap terlibat dalam masalah internal tim. Ia dikatakan sebagai provokator pertengkaran pemain dengan pelatih Raymond Domenech. 17 Agustus 2010 ia diskors tiga pertandingan oleh komisi disipliner sepakbola Perancis.

Juli 2010 Ribery dan rekan timnas Karim Benzema diinterogasi oleh polisi masalah "hubungan dengan pekerja seks di bawah umur". Pengacara Ribery untuk sementara berhasil menghindarkan kliennya dari hukuman penjara. Namun, proses yang bergulir sejak Juni 2013, dengan status Ribery sebagai terdakwa masih belum selesai.

Seperti Anak Kecil

Penghargaan seperti gelar pesepakbola terbaik Eropa 2013 setidaknya bisa menghibur Ribery. Walau ia bukan lah sosok yang mudah muram saat dirundung masalah. Bahkan bagi rekan setimnya, ayah dari tiga anak ini adalah tukang usil nomor satu.

Di Marseille ia pernah mengunci rekan setim di sauna, di München ia menukar sepatu dua pemain, menyemirkan odol di gagang pintu atau menyiramkan air dari atap gedung klub Bayern. Salah seorang korbannya yang waktu itu basah kuyup adalah mantan kiper Oliver Kahn.