1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Petugas Humaniter Makin Sering Jadi Sasaran Serangan

1 Desember 2011

Petugas bantuan humaniter dan mobil ambulans, semakin sering menjadi sasaran tembak dalam konflik bersenjata. Komite Palang Merah Internasional memulai kampanye, untuk meningkatkan jaminan keamanan bagi sarana medis.

https://p.dw.com/p/13KnY
Foto: DW

Di kawasan konflik di seluruh dunia, jalan menuju rumah sakit atau lokasi pelayanan medis, biasanya dirintangi blokade jalanan, yang dijaga kelompok pria bersenjata. Merekalah yang menentukan, siapa yang boleh lewat dan siapa yang tidak. Semakin sering terjadi, petugas medis dilarang melewati blokade jalanan itu.

Alberto Cairo, pimpinan program ortopedi Komite Palang Merah Internasional-ICRC di Afghanistan mengungkapkan salah satu masalah: “Tiba-tiba saja untuk kawasan ini komandan baru yang bertanggung jawab. Karena itu amat berbahaya untuk keluar, karena kita tidak tahu harus berunding dengan siapa. Bukan hanya bagi warga asing, tapi juga pekerja kami warga Afghanistan tidak bisa bergerak, itu terlalu berbahaya.“

Afghanistan hanya satu contoh, bagi masalah mendasar di kawasan konflik bersenjata di seluruh dunia. Yakni nyaris tidak adanya jaminan keamanan, yang menghambat akses ke lokasi layanan kesehatan, justru ketika hal itu amat diperlukan. Banyak orang mati sia-sia, karena jalan menuju rumah sakit amat berbahaya dan tidak dapat diperhitungkan resikonya. Personal medis dan ambulans seringkali diserang, bahkan rumah sakit juga ditembaki.

Bürgerkrieg in Ruanda - Hilfslieferungen
Bantuan humaniter di kawasan perang harus dikawal militer agar sampai kepada warga yang memerlukan.Foto: picture-alliance/dpa

Untuk mendokumentasikan besarnya masalah, Palang Merah Internasional mencatat dan menganalisa insiden yang terjadi di 16 negara yang menjadi wilayah tugasnya.

Hasilnya membuat terkejut para petugas humaniter paling berpengalaman sekalipun, seperti diakui direktur ICRC, Pierre Krähenbühl : “Kami harus menegaskan, bahwa serangan dan aksi kekerasan menjadi kelaziman. Kami merasa ngeri, karena dalam banyak kasus, orang tidak mati karena serangannya, melainkan akibat terlambat tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama.“

Jutaan orang di seluruh dunia, terkena dampak dari ancaman atau aksi kekerasan nyata terhadap sarana layanan kesehatan. Palang Merah Internasional menyebutnya sebagai salah satu tantangan terbesar kemanusiaan di zaman ini, yang sekaligus juga tidak banyak mendapat perhatian publik.

Kampanye jaminan keamanan

Kini Komite Palang Merah Internasional-ICRC memulai kampanye, untuk meningkatkan perhatian internasional, bagi masalah yang dihadapi rumah sakit dan tenaga kesehatan di kawasan perang. Banyak kemungkinan, untuk melakukan perbaikan situasi secara nyata, kata petugas palang merah internasional Bijan Farnoudi.

“Misalnya pasukan tempur dapat dipersiapkan menghadapi kasus serius dalam misinya. Dilatih menghadapi situasinya di pos pemeriksaan. Jadi sebelum ditugaskan, mereka mengetahui secara konkrit, bagaimana harus bersikap“, ujarnya.

Pesan yang disampaikan kepada pemerintahan, militer dan kelompok pemberontak amatlah jelas. Mereka harus menghormati netralitas para petugas medis. Serta menghormati hak untuk mendapat perawatan medis bagi orang sakit, dalam kondisi apapun. Untuk itu Palang Merah Internasional memutuskan, harus melakukan tindakan penyuluhan, agar dapat mendorong terjadinya perubahan situasi.

Claudia Witte/Agus Setiawan

Editor : Dyan Kostermans