1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pilihan SMART untuk Air Bersih

16 Maret 2011

Air akan terus menjadi barang langka. Di daerah yang sudah kering seperti Yordania, situasinya sudah menjadi kritis. Proyek SMART membuka jalan mengatur persediaan air bersih.

https://p.dw.com/p/10aYw
Proyek SMART di YordaniaFoto: Stefan Geyer

Di daerah rawan konflik seperti dataran rendah Lembah Yordan yang terletak antara Yordania, Israel dan Tepi Barat Yordan, antara Danau Galilea dan Laut Mati, Proyek SMART membantu orang-orang untuk lebih baik lagi dalam menggunakan sumber daya alam yang berharga ini. Dua universitas Jerman, lembaga-lembaga bantuan dan Pusat Penelitian Lingkungan Leipzig/Halle di Jerman bagian timur, telah mengembangkan sebuah proyek untuk mengamankan ketersediaan pasokan air.

Cadangan Air Menipis

Yordania adalah negara yang berkembang pesat, baik dalam hal jumlah penduduknya serta pembangunan ekonominya. Oleh karena itulah, Yordania membutuhkan lebih banyak air: baik air minum bagi masyarakat, maupun air bersih untuk pertanian dan industri.

Namun cadangan air tanah hanya cukup untuk tiga dasawarsa. Cadangan air tanah menyusut karena curah hujan yang lebih sedikit, iklim yang lebih panas dan musim kering datang lebih awal namun berlangsung lebih lama, demikian ditekankan ahli geologi air tanah, Dr. Stefan Geyer, dari Pusat Penelitian Lingkungan Halle : "Jika dalam satu tahun curah hujan yang turun 20 persen lebih sedikit, maka berarti air tanah yang baru tersedia 50 persen lebih sedikit. Dan jika curah hujan yang turun 40 persen lebih sedikit, maka pada dasarnya tidak menyediakan air tanah yang baru sama sekali.

Teknologi SMART

Maka makin mendesaklah kebutuhan akan sebuah pengelolaan yang berkelanjutan dengan teknologi yang inovatif untuk ketersediaan sumber daya air yang disebut Sustainable Management of Available Water Resources with Innovative Technologies atau disingkat SMART. Sampai sejauh ini Kementerian Riset Jerman telah mendukung proyek ini senilai tujuh juta Euro tersebut.

Sebuah komponen yang penting adalah proses pengelolaan air limbah. Saat ini bahkan tidak sampai sepersepuluh dari air ini yang dapat digunakan kembali. Kebanyakan meresap di tangki septik dan menimbulkan konsekuensi yang parah, ujar Dr .Roland Müller, Kepala Pusat Teknologi Lingkungan dan Bio Teknologi di Leipzig: "Tangki septik ini sering kali bocor dan mencemari air tanah, dan yang bertahan lebih lama tentunya sebuah teknologi yang memungkinkan agar air limbah dapat digunakan secara produktif. Artinya bagaimana cara membersihkannya, mematikan kuman atau virus dan bagaimana membuat atau menyediakan pasokan air untuk pertanian, yang secara keseluruhan juga dapat digunakan di wilayah tersebut.

Dalam perencanaan air di Yordania merancang agar produksi daur ulang air harus dua kali lipat lebih banyak. Bagaimana hal ini dilakukan, dapat ditunjukkan oleh proyek percontohan SMART di Fuheis, sebuah kota berpenduduk sekitar 40.000 orang. Di sana, beberapa fasilitas dibangun untuk menyediakan pasokan air dengan kualitas yang bervariasi - misalnya, air yang disaring cepat dialirkan ke perkebunan zaitun dan taman: “Di sana ada penyaring yang ditanam dan tidak ditanam, yang telah terbukti sangat baik. Kami bekerja dengan standar Yordania yang harus kami hormati, dan fasilitas-fasilitas di sana berfungsi sangat stabil.”

Jika air limbah disuling dengan proses yang teknologinya lebih kompleks, maka air itu juga dapat digunakan untuk penanaman sayur-sayuran, atau dapat dialirkan ke air tanah, agar nantinya tersedia lebih banyak lagi pasokan air tanah.


Libatkan Pemerintah dan Masyarakat

Namun bagaimanapun, kata Roland Müller, yang terpenting adalah para politisi lokal, mahasiswa, warga dan petani diperkenalkan dengan proyek percobaan ini, yakni bagaimana daur ulang air dapat berfungsi, agar mereka di kemudian hari dapat melakukan implementasi dengan skala yang lebih besar: "Pada tahap kedua kami akan mentransfer hasil-hasil proyek ke desa dan daerah – daerah percontohan, momen penting akan datang pada tahap ketiga, yakni saat kami mencoba menerapkan proyek secara keseluruhan di area yang lebih besar, ini akan menjadi sebuah tugas yang terlaksana dengan kerja sama yang melibatkan banyak mitra."

Yang terpenting untuk implementasi adalah masalah pendanaan. Jika tidak ada masalah dengan pembiayaan, maka model-model pengelolaan air lainnya juga dapat dibangun – misalnya dengan pengumpulan air hujan. Karena seperti sekarang ini, banyak air pada musim hujan hanya hilang begitu saja, kata ahli geologi air tanah, Stefan Geyer:

"Anda harus membayangkan, tanah di sana sangat kering dan tidak dapat menyerap hanya sedikit air. Dan jika di sana hujan, maka rintik hujan turun dan mengalir ke permukaan, karena tidak merembes, dan bergegas menuju ke sungai-sungai kering di Sungai Yordan dan ke Laut Mati dan hanya berdiam di sana tidak digunakan.“

Strategi Menyimpan Air

Hal ini terjadi di musim dingin saat petani tidak membutuhkan air. Tapi bagaimana orang bisa menyimpan air untuk musim panas? Para peneliti memiliki dua strategi: Pertama, mereka merekomendasikan kolam besar yang tertutup. Namun kebanyakan dari mereka menginginkan untuk memindahkan air ke bawah tanah: "Menyimpan air di permukaan memiliki kerugian yang tinggi karena proses penguapan dan air akan menjadi lebih asin pada masa penyimpanan. Dan semua itu tidak terjadi di bawah tanah. Sebaliknya dengan menyimpan air di bawah tanah memiliki keuntungan, karena jalur aliran yang dilewati oleh air di bawah tanah masih memiliki efek membersihkan."

Seberapa tinggi kualitas air itu jadinya, apakah air itu dapat digunakan untuk pertanian atau air minum, hal itu nantinya akan diputuskan sendiri oleh para penggunanya; Proyek Air jangka panjang di Yordania ini akan direalisasikan sampai tahun 2022. Pertama-tama, proyek SMART ini akan didukung oleh Pemerintah Federal Jerman sampai tahun 2013 dengan 10 juta Euro.

Christian Forberg/Veve Hitipeuw

Editor : Ayu Purwaningsih