1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PLTN Fukushima Daiichi Diluar Kendali

16 Maret 2011

Api kebakaran kembali berkobar di dua blok reaktor. Kadar radioaktif juga dilaporkan untuk sementara waktu meningkat drastis. Misi bantuan dan pertolongan di kawasan bencana gempa bumi dan tsunami terus dilaksanakan.

https://p.dw.com/p/10ZqS
Foto satelit menunjukkan reruntuhan PLTN Fukushima 1, Rabu (16/03)Foto: DigitalGlobe

Bencana nuklir di PLTN Fukushima Daiichi kelihatannya sulit dihindarkan lagi. Saat ini sudah dipastikan, paling tidak di sebuah blok reaktor sudah terjadi peleburan inti reaktor. Dari blok reaktor 3 terlihat asap membumbung tinggi. Pengelola PLTN-TEPCO menyebutkan, kemungkinan itu adalah uap air. Juga di blok reaktor 4 dilaporkan kembali terjadi kebakaran, yang kemudian padam lagi.

Sementara ini dilontarkan dugaan, mantel baja pelindung reaktor di blok nomor 3 sudah mengalami kerusakan. Akibat meningkat drastisnya intensitas paparan radioaktif, untuk sementara 50 orang petugas yang bekerja mendinginkan reaktor ditarik dari kawasan bencana.

Juru bicara pemerintah Yukio Edano menjelaskan situasinya, "Paparan radioaktif di reaktor 3 amat tinggi, sehingga para petugas tidak dapat memasuki kompleksnya. Setelah naik drastisnya beban radioaktif, untuk sementara pengaliran air untuk mendinginkan elemen bakar harus dihentikan."

Namun pemancar televisi AMerika Serikat CNN melaporkan, para pekerja sudah kembali bertugas mendinginkan reaktor. Pemerintah Jepang mengakui, dari empat blok reaktor di PLTN Fukushima 1 yang mengalami masalah amat gawat, hanya tinggal dua reaktor yang masih dapat terus didinginkan menggunakan air laut. Hal itu bertujuan untuk menghindari peleburan inti reaktor.

Surat kabar Jepang Yomiuri Shimbun dalam situs internetnya melaporkan, militer Jepang mengerahkan empat helikopter untuk membantu mendinginkan reaktor, dengan menyiramkan air dari udara. Namun menimbang bahaya paparan radiasi bagi awak helikopter, upaya pendinginan dari udara untuk sementara dipertimbangkan lagi, kata juru bicara pemerintah Edano.

Di ibukota Tokyo, sekitar 250 km di selatan Fukushima, ketakutan akan cemaran awan radioaktif terus meningkat. Sejumlah negara disebutkan sudah mengungsikan pekerjanya dari kawasan Tokyo ke kawasan selatan yang dipandang aman.

Tidak terpengaruh krisis atom di PLTN Fukushima, ribuan serdadu dan petugas pertolongan terus melanjutkan tugasnya mengevakuasi dan membersihkan kawasan bencana yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami. Televisi Jepang NHK melaporkan, jumlah korban tewas diperkirakan melebihi 11.000 orang. Sekitar 440.000 korban yang selamat, yang kini berada di 2400 tempat penampungan darurat, melaporkan situasi pemasokan bantuan amat buruk.

Akibat krisis energi, lebih dari 850.000 rumah di kawasan timur laut Jepang masih terputus aliran listriknya. Secara umum, pemasokan bahan makanan, bahan bakar, air dan listrik di kawasan bencana masih amat buruk. Warga juga melakukan aksi memborong semua kebutuhan sehari-hari akibat ketakutan semakin langkanya barang kebutuhan pokok.

Juru bicara pemerintah Jepang, Edano menyebutkan, sedang mempertimbangkan meminta bantuan kepada militer Amerika Serikat untuk mengatasi krisis nuklir tersebut. Juga pemerintah Jepang menyetujui bantuan para dokter dari luar negeri untuk merawat para korban gempa bumi.

Sementara Kaisar Akhito, yang tampil pertama kalinya di depan publik sejak negaranya dilanda bencana alam, menyerukan kepada warga Jepang agar jangan menyerah. Sejumlah gempa susulan cukup kuat dilaporkan mempersulit tugas bantuan. Hari Rabu (16/03), sebuah gempa berkekuatan 6,0 pada skala Richter kembali mengguncang kawasan timur laut Jepang.

Agus Setiawan/dpa/rtr/afp

Editor: Ayu Purwaningsih